Mata kita dapat melihat karena adanya cahaya, baik cahaya secara langsung (dari sumber cahaya itu sendiri), maupun cahaya yang terpantul dari benda lain. Cahaya berbagai warna dengan tingkat keterangan yang berbeda-beda membentuk pola cahaya yang ditangkap oleh mata, dan diteruskan ke otak. Otak kita kemudian mengartikan pola cahaya yang diteruskan tersebut sebagai persepsi kita terhadap objek yang kita lihat.
Kamera menangkap pola cahaya yang masuk ke dalam kamera. Bedanya dengan mata, kamera dapat merekam hasil dari pola cahaya yang diterima oleh kamera tersebut ke dalam hasil rekaman yang disebut foto.
Objek yang ditangkap dan direkam dalam satu foto sering disebut juga dengan istilah ‘frame’.
Ada banyak jenis kamera dengan cara kerja yang berbeda pula, namun prinsip dan komponen dasar dari semua kamera tersebut sebenarnya sama.
Komponen-komponen dasar yang terdapat dalam kamera:
1. Lensa
Komponen optik yang berfungsi untuk mengumpulkan dan meneruskan pancaran-pancaran partikel cahaya yang jatuh ke permukaannya.
Kamera purba (konsep kamera yang pertama kali ditemukan) tidak menggunakan lensa, melainkan hanya lubang sangat kecil saja. Namun karena hasilnya tidak konsisten, dan gambar yang didapat tidak terlalu tajam, maka dalam perkembangannya digunakan komponen optik ini. Kamera semacam ini sekarang biasa disebut dengan istilah ‘kamera lubang jarum’, dan masih cukup diminati.
Peran lensa sangatlah penting, karena merupakan gerbang utama dari partikel cahaya yang masuk ke dalam kamera. Lensa yang bermutu tinggi akan menghasilkan gambar yang lebih berkualitas. Tentu mutu lensa akan berpengaruh juga pada harga jual lensa tersebut. Untuk kamera DSLR dan kelas yang lebih tinggi, pemilihan lensa sangatlah bervariasi.
2. Media perekam
Komponen yang digunakan untuk merekam hasil dari pola cahaya yang diterima oleh kamera. Secara umum media perekam dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu analog dan digital.
3. Alat pembidik
Disebut juga viewfinder. Berupa jendela kecil yang digunakan untuk melihat pemandangan yang akan direkam, sebelum proses merekam yang sesungguhnya.
Pada kamera digital, termasuk kamera handphone, alat pembidik tidak hanya berupa viewfinder saja, namun juga berupa LCD yang menampilkan secara langsung pola cahaya yang diterima oleh kamera.
4. Alat penghalang media perekam
Disebut juga shutter curtain, atau curtain saja. Gunanya untuk mencegah media perekam merekam cahaya/gambar sebelum kita siap memotret. Pembukaan curtain akan diatur oleh tombol jepret (shutter). Ketika tombol jepret ditekan, curtain akan membuka dalam selang waktu yang ditentukan, untuk mengekspos media perekam pada pola cahaya yang diteruskan dari lensa.
Pada kamera handphone, dan kamera saku digital, umumnya tidak digunakan lagi curtain mekanik, melainkan pengaturan secara elektronis langsung pada kameranya.
5. Tombol jepret (shutter)
Gunanya untuk membuka alat penghalang media perekam (curtain), sehingga media perekam terekspos pada cahaya, dan dapat mulai merekam cahaya/gambar pada saat kita siap.
6. Flash
Ada juga tipe kamera yang tidak mempunyai flash, tapi kebanyakan kamera mempunyai komponen ini. Bahkan kamera handphone kelas medium ke atas pun sudah memiliki flash. Oleh sebab itu saya masukkan juga ke daftar komponen dasar kamera.
Flash, atau sering disebut blitz adalah alat yang menghasilkan kilatan cahaya dalam waktu singkat. Gunanya untuk menambah pencahayaan dalam frame. Umumnya digunakan pada suasana gelap atau kurang cahaya.
Cara kerja flash mirip seperti lampu. Bedanya, kalau lampu menyala terus-menerus, flash hanya menyala dalam waktu yang sangat singkat, yaitu antara 1/1000 sampai 1/20000 detik saja. Walaupun hanya menyala dalam waktu singkat, cahaya yang dikeluarkan flash cukup terang. Maka pada keadaan normal, flash cukup membantu pencahayaan sampai batas tertentu ketika dibutuhkan.
Flash yang menjadi satu (terintegrasi) dengan badan kamera disebut flash internal. Sedangkan flash yang terpisah dengan badan kamera disebut flash eksternal. Lebih jauh mengenai flash eksternal akan dibahas di bab selanjutnya.
Langkah dasar pengoperasian kamera:
1. Arahkan kamera pada objek yang ingin kita potret.
2. Atur fokus lensa agar cahaya jatuh tepat pada media perekam. Dapat diatur secara otomatis ataupun manual, tergantung kameranya.
3. Tekan tombol jepret.
Sederhana sekali bukan? Tapi untuk menghasilkan foto yang bagus banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Source : http://artikelterbaru.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar