Club Cooee

Kamis, 22 September 2011

Makna Pendidikan Anak Dalam Kandungan

Kata pendidikan adalah kata jadian dari kata didik, yang mendapat imbuhan pen-dan-an. Kata didik mengandung banyak arti, antara lain ‘pelihara, bina, latih, asuh, dan ajar.’ Dengan adanya proses tambahan (awalan dan akhiran) tersebut akan memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih luas, kompleks, sistematis, dan filosofis.

Kata pendidikan secara etimologis, sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Baihaqi yang mengutip dari Anton Moeliono, dkk. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa, adalah ‘proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan’. Jadi, kata didik dengan tambahan pen- dan -an mengandung pengertian yang sangat luas, yakni ‘proses transformasi dari A ke B, tentang sistem nilai (idiologi, isme, ajaran, orientasi prospektus dan dengan metode, untuk sebuah tujuan pendewasaan manusia.’

Secara terminologis, pengertian pendidikan sangatlah luas dan universal, sebagaimana yang dikatakan oleh pakar-pakar pendidikan. Soegarda Poerbakawatja mendefinisikan kata pendidikan sebagai berikut, ‘pendidikan sebagai perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaninya.’

Definisi di atas kiranya cukup memadai, akan tetapi baiklah kita sertakan pendapat seorang ahli pedagogik Islam, Dr. Baihaqi, menurutnya, “Pendidikan adalah usaha sadar yang diselenggarakan berlandaskan nilai tertentu untuk membimbing, mengajar, melatih, dan membina peserta didik agar ia dapat meningkatkan, mengembangkan dan menyalurkan dengan benar segenap potensi jasmani, rohani, akal pikiran, dan hawa nafsunya sehingga ia dapat hidup lebih puas dan baik, produktif dan bertanggung jawab secara moril dalam rangka memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya, dan secara luas, masyarakat, bangsa, dan negaranya.”

Selanjutnya, ia juga menekankan pengertian itu pada ungkapan berdasarkan “nilai tertentu”. Menurutnya, “Tanpa dasar nilai, upaya pendidikan akan menjadi suatu yang nomad, atau mengelana tanpa mengarah secara terpadu menuju peningkatan harkat dan martabat manusia yang sempurna dan manusiawi. Nilai yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah nilai Islam, yaitu nilai agama Allah yang membawa manusia ke arah peningkatan harkat dan martabatnya sebagai manusia, yang menyebabkannya beruntung dan berbahagia, tidak saja di dunia melainkan juga di akhirat.”

Kemudian, pengertian anak dalam kandungan, sebagai yang dikutip Dr. Baihaqi dari Anton Moelono dkk., yaitu “Anak adalah sebagai keturunan kedua setelah ayah dan Ibunya.Sedangkan anak dalam kandungan (diungkap dalam satu istilah) adalah anak yang masih berada di dalam perut ibunya atau anak yang belum lahir.”

Jika dihubungkan pengertian pendidikan seperti yang diuraikan di atas, maka pendidikan anak dalam kandungan adalah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar di sini khusus ditujukan kepada dan dipikul khusus oleh kedua orang tua karena anak dalam kandungan memang belum mungkin dididik, apalagi di ajar, kecuali oleh orang tuanya sendiri.

Dengan melihat prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam tersebut dan praktik historis ibadah-ibadah ritual edukatif yang dilakukan orang-orang terdahulu, serta memadukan temuan-temuan ilmiah para ilmuwan di bidang pendidikan pralahir saat kini, dapat memberikan kejelasan bahwa pengertian pendidikan anak dalam kandungan itu meliputi berbagai aspek kehidupan dan perkembangan janin hingga menjadi bayi yang nyata hidup sebagai anak manusia, yaitu, memberikan stimulasi edukatif terhadap janin yang sudah menjadi bayi selama dalam kandungan ibunya, yang dilakukan oleh orang tuanya (ibu-bapak sang bayi), secara sadar, dengan cara atau langkah-langkah tertentu, serta materi-materi pelajaran yang dipilih oleh orang tuanya. Dengan bekal kesadaran itu pulalah mereka meyakini bahwa setiap tindakan edukatifnya selalu direspons oleh anak dalam kandungannya, untuk tujuan sensitifikasi nuansa dan orientasi aplikasi nilai-nilai yang diajarkannya, bilamana anak telah tumbuh besar dewasa nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget