Club Cooee

Kamis, 22 September 2011

Gizi Untuk Kesehatan Dan Kecerdasan Balita

Makanan bergizi sangat penting diberikan kepada bayi sejak masih dalam kandungan. Selanjutnya, masa bayi dan balita merupakan momentum paling penting dalam “melahirkan” generasi pintar dan sehat. Jika usia ini tidak dikelola dengan baik, apalagi kondisi gizinya buruk, di kemudian hari akan sulit terjadi perbaikan kualitas bangsa. Masalah gagalnya “penanganan bayi dan balita” bukan akibat pembawaan, melainkan merupakan proses usaha yang kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan perbandingan yang sangat berbeda antara kondisi bayi yang lahir di negara berkembang dan bayi yang lahir di negara maju. Di Indonesia, misalnya, masih banyak bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2.500 gram. Artinya, di bawah berat badan lahir normal. Sementara itu, di beberapa negara maju berat badan bayi lahir rata-rata 3.800 gram. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi mereka yang telah maju di samping adanya kesadaran dan pengetahuan orangtua tentang gizi keluarga.

Ada orang tua yang sudah tahu tentang gizi sehat, tetapi tidak peduli. Ada juga yang belum tahu tetapi tidak mencari tahu. Padahal, makanan bergizi dipersiapkan sejak ibu hamil dan pada masa balita. Kecukupan makanan bagi bayi dan balita akan berpengaruh pada sikap mental dan daya pikirnya. Anak kurang gizi cenderung mengantuk, malas, dan apatis. Dan segi fisik, anak yang kurang gizi tumbuh kerdil, berperut buncit, menderita rabun atau gondok. Perkembangan motoriknya pun lamban, kemampuan sekolahnya buruk, dan cenderung putus sekolah. Jika persoalan-persoalan ini tidak ingin dialami oleh anak-anaknya, orangtua barus mencari tahu dan rnenyiapkan waktu untuk mempelajari seluk beluk gizi anak dan cara mengaplikasikannya.

Tambahan setelah berumur 5 bulan, diasumsikan kebutuhan ASI-nya sebanyak 700 ml/hari atau setara dengan 455 kcal. Kebutuhan energi keseluruhan adalah 455 kcal dari ASI ditambah 184 kcal dari makanan pendamping yang berarti jumlahnya 639 kcal. Pada umur 7-8 bulan menjadi 455 kcal ASI ditambah 215 kcal dari makanan pendamping, totalnya 670 kcal. Setelah berumur 1 tahun diasumsikan produksi ASI menurun menjadi 500 ml/hari (setara dengan 325 kcal). Maka, makanan tambahannya harus ditingkatkan menjadi 725 kcal sebab bayi membutuhkan kalori total sebesar 1.050 kcal/harinya.

a. Kecukupan Protein
Sampai usia 5 bulan kecukupan protein dari ASI seharusnya memenuhi kebutuhan perkembangan fisik dan otak bayi. Karena itu, makanan tambahan baru diberikan setelah bayi berumur 5-6 bulan. Perhitungannya adalah jika bayi mengonsumsi ASI selama 5 bulan dengan kebutuhan setiap harinya 600-900 ml, protein yang dikonsumsinya adalah 10 gram per hari. Semakin bertambah usia, kebutuhan protein akan meningkat. Flarus diperhatikan bahwa protein yang dikonsumsi harus yang bermutu tinggi setara dengan protein telur (gram PST). Setelah berumur 6-9 bulan, kebutuhan proteinnya menjadi 11,88 gram PST/hari, 9-12 bulan menjadi 12,43 gram PST/hari, dan usia 12-24 bulan menjadi 12,20 gram PST/hari.

b. Kecukupan Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang konsentrasinya cukup tinggi di dalam tubuh. Satu gram lemak menghasilkan 9 kcal. Lemak juga berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta pemberi rasa gurih pada makanan. Konsumsi lemak yang dianjurkan pada balita adalah 15-20% dari energi total.

c. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat dibutuhkan scbagai sumber energi yang langsung dipakai tubuh. Sumbernya berupa gula dan tepung. Kecukupannya dianjurkan berkisar 60-70% dari energi total. Kandungan kalori pada ASI dan susu formula sekitar 40-50%-nya berasal dari karbohidrat.

d. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral merupakan katalisator yang sangat membantu dalam proses pencernaan dan metabolisme tubuh. Kebutuhan vitamin dan mineral pada balita terus meningkat sejalan dengan pertambahan berat badan. Angka kecukupan energi, protein, vitamin, dan mineral.

Pengaruh Gizi Terhadap Kecerdasan
Makanan dengan gizi yang cukup bukan saja untuk perkembangan tubuh dan daya tahan terhadap penyakit, melainkan juga untuk meningkatkan daya ingat. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa makanan yang bergizi cukup akan membangun jaringan otak yang pada akhirnya mampu merekam berbagai masalah di dalam jaringan tersebut. Ibarat sebuah komputer yang kapasitasnya lebih banyak, yang tentu saja dapat lebih banyak merekam data. Suatu penelitian terhadap anak usia 9-15 tahun membuktikan bahwa anak-anak yang kurang kalori protein (KKP) memiliki kemampuan abstraktif, kemampuan mengingat, kemampuan verbal, dan kecerdasan yang lebih buruk dibandingkan dengan anak yang cukup gizi.

Anak yang dalam jangka waktu lama mendapat makanan yang kurang gizi akan mengalami gangguan metabolisme dalam otaknya. Hal ini terutama terjadi pada masa janin yang ketika lahir memiliki otak dengan ukuran kecil dan badan yang kecil. Pada umumnya, bayi yang ketika lahir dengan berat badan rendah akibat kekurangan gizi sewaktu di kandungan, besar kemungkinan akan mengalami kemunduran otak. Sesudah dewasa kurang mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat sekelilingnya. Ironisnya, meskipun perbaikan gizi dapat dilakukan ketika bayi sudah lahir, tidak sepenuhnya dapat menolong atau mengatasi kelemahannya.

Dewasa ini, menurut catatan Departemen Kesehatan, diperkirakan 44% anak di bawah usia 5 tahun mengidap berbagai penyakit akibat kekurangan kalori protein, di antaranya mengidap anemia, penyakit infeksi, dan gangguan paru-paru (pneumonia).

Pentingnya Sarapan Pagi
Sarapan pagi hendaknya memenuhi standar gizi, yakni hidrat arang, protein, dan lemak. Lambung membutuhkan waktu cukup lama untuk mencerna bahan makanan dari hidrat arang. Karenanya, hidrat arang sangat baik untuk cadangan energi. Bahan makanan hidrat arang diambil dari mie, bihun, roti, kentang, jagung, ubi, talas, terigu, dan nasi. Sementara itu, protein diambil dari ikan, susu, daging, keju, tahu, tempe, kacang-kacangan. Lemak diambil dari minyak, margarin, mentega, dan santan. Kebutuhan air dapat diambil dari minuman sari buah, susu, dan air. Banyak orangtua yang mengeluh tidak ada waktu menyiapkan makan pagi.

Berikut ini tips mempermudah penyiapan sarapan pagi.
1. Siapkan bahan-bahan sarapan pagi pada malam hari. Esoknya tinggal menyelesaikan atau memasaknya.
2. Sisa makan malam dapat diubah menjadi makan pagi dengan sedikit modifikasi.
3. Makanan awet disimpan di lemari es, pagi harinya dapat digunakan untuk sarapan.
4. Pilih menu praktis yang cepat saji.
5. Paling mudah, siapkan roti ditambah isi sayuran, daging, korned, atau sosis.

Ada beberapa manfaat yang didapat dari sarapan pagi. Sarapan pagi akan memenuhi kebutuhan tubuh selama 4-6 jam sebelum makan siang. Dan makan malam, anak masih memperoleh cadangan energi berbentuk glikogen dan lemak yang disimpan di dalam hati dan otak yang merupakan sumber energi siap pakai, tergantung pada tingkat kegiatan (aktivitas) yang dilakukannya. Cadangan energi semalam pada anak tetap disimpan dengan baik, karena dapat bertahan selama 10-18 jam. Cadangan ini diusahakan harus tetap ada. Itulah sebabnya dibutuhkan sarapan pagi agar cadangan energi semalam dapat diganti oleh energi dari sarapan.

Sarapan pagi dapat mengisi cadangan energi. Jika tidak dilakukan, anak akan mengantuk dan lelah akibat kadar gula dalam darah menurun (hipoglikemz).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget