Club Cooee

Rabu, 29 Februari 2012

Segelas Air Bisa Redakan Emosi

Jika Anda tiba-tiba emosi terhadap seseorang atau tidak mampu berpikir jernih untuk menyelesaikan masalah di kantor, cobalah minum segelas air. Bisa jadi emosi itu mendadak meledak lantaran tubuh Anda menderita dehidrasi ringan.

Sebab dehidrasi ringan itu memang dapat mengubah suasana hati. Termasuk, mengurangi tingkat energi dan kemampuan untuk berpikir jernih. Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim ahli dari Universitas Connecticut.

“Kehilangan hanya 1,5 persen volume air di dalam tubuh akibat kegiatan sehari-harii saja dapat mengubah suasana hati, terutama pada perempuan. Mereka lebih rentan terhadap efek merugikan dari dehidrasi ringan,” ujar Harris Lieberman, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Daily Mail.

Pengujian menunjukkan bahwa, baik saat berolahraga atau hanya duduk, dehidrasi ringan yang terjadi menimbulkan efek yang sama. Rasa haus memang tidak akan muncul sampai kita mencapai 1-2 persen dehidrasi.

“Tapi, ketika dehidrasi sampai pada tahap itu, efek negatif akan terasa pada pikiran dan kerja tubuh kita,” ujar Lawrence Armstrong, kepala peneliti.

Dehidrasi dapat terjadi pada semua orang, tak terkecuali mereka yang bekerja sepanjang hari di depan komputer. Sementara itu, orang yang sedang berolahraga juga akan kehilangan 8 persen volume air dalam tubuhnya.

Hal ini didapatkan setelah para peneliti melakukan serangkaian tes pada beberapa orang untuk mengukur kewaspadaan, konsentrasi, waktu reaksi, belajar, memori, dan penalaran. Hasilnya lalu dibandingkan terhadap kelompok orang yang tidak mengalami dehidrasi.

Pada perempuan muda, dehidrasi ringan dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi. Perempuan yang menderita dehidrasi ringan cenderung menganggap, tugas yang ada sulit untuk diselesaikan, meskipun mereka tidak mengalami pengurangan kemampuan kognitif.

Sedangkan pada pria, dehidrasi ringan menyebabkan beberapa kesulitan menyelesaikan tugas mental. Terutama, kewaspadaan dan kerja memori, serta mengalami kelelahan, ketegangan, dan kecemasan.

Perubahan suasana hati secara substansi terjadi lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria, baik saat istirahat maupun saat berolahraga. Untuk itu, jangan lupa untuk selalu memenuhi kebutuhan kadar air agar tubuh terhidrasi dengan baik.

Manfaat Dari Wortel

Kandungan karotenoid dalam wortel ternyata memiliki beragam manfaat.
Oleh karena itu Mulailah rutin mengkonsumsi wortel setiap hari karena 10 alasan berikut ini :

1. Setengah cup baby carrots sehari bisa membuat kulit bercahaya alami. Karotenoidnya akan memberi warna sehat pada kulit Anda
2. Wortel merupakan sumber vitamin A, C dan E yang baik untuk kesehatan mata, kulit serta mampu menjaga daya tahan tubuh.
3. Jus wortel yang dicampur dengan madu adalah obat yang baik untuk anemia (kekurangan darah).
4. Seperti halnya tomat, wortel juga dapat membersihkan darah pada tubuh Anda.
5. Bagi perempuan, jus wortel ternyata juga membantu pertumbuhan payudara dan menjaganya agar tetap kencang.
6. Satu wortel sehari dapat menjernihkan penglihatan Anda, termasuk mengatasi penyakit rabun senja.
7. Wanita yang mengkonsumsi wortel selama kehamilan, akan mengurangi resiko penyakit kuning pada bayinya ketika lahir.
8. Meski memiliki kadar gula tinggi, namun wortel tetap merupakan regulator gula darah yang sangat baik.
9. Wortel mendukung pertumbuhan yang seimbang.
10. Wortel sama sekali tidak memiliki efek samping yang berbahaya.

sebagian orang cuma tau untuk kesehatan mata.,tapi sebenarnya masih banyak manffat dari wortel…
semoga dengan membaca thread ini.,semua orang suka mengkomsumsi wortel.

Saya Ingin, tapi Orang Lain yang Mendapatkannya

Menurut saya, rasanya tahu kalau orang lain yang tidak begitu ingin mendapatkan apa yang sangat kita inginkan itu, seperti terjun dari jurang yang sangat tinggi. Dari yang awalnya berada di tempat tinggi, jlep, dengan cepat melesat pada titik terbawah.

Hati saya seketika mengecil, menciut serta merasakan desiran aneh. Desiran yang mengindikasikan kondisi hati, dari yang awalnya lapang, menjadi sesak menampung segala. Huft. Wow, rasanya… Amazing. Amazing sakitnya. Baru kali ini saya rasakan. Mungkin karena ini adalah obsesi atau keinginan terbesar saya saat ini.
Selama ini saya sudah mencoba berbagai kesempatan yang ada dan berusaha semampu saya. Juga memohon kepada Allah SWT agar menghantarkan saya kepada keinginan tersebut dalam setiap doa yang saya panjatkan. Namun keinginan itu, masih belum terwujud. Saya pun berusaha untuk tidak kecewa.

Dalam kondisi tersebut, saya mendengar kabar bahwa teman saya telah memperoleh sesuatu yang sebenarnya sangat saya inginkan itu. Kabarnya lagi, teman saya tersebut sebenarnya tidak terlalu menginginkannya.

Saya yakin bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah dalam pengaturan-Nya. Memang, saya juga sudah berusaha untuk tidak kecewa. Namun ketika pertama kali mendengar kabar ini, saya tidak bisa untuk tidak berkata, “Ya Allah, dia yang tidak begitu menginginkan bisa mendapatkan hal tersebut dengan cepatnya….” yang bisa jadi mengindikasikan bahwa saya kecewa. Astaghfirullahaladziim.

Setelah itu pilihan saya hanya ada dua. Selamanya kecewa, menyesal, iri dengki, dan merasa Dia tidak adil, atau berpasrah, ikut berbahagia, serta tetap mendoakan yang terbaik bagi teman saya.

Saya memilih pilihan kedua. Hasilnya, lebih dari amazing yang kurasa. Amazing leganya. Perasaan menerima semua keputusanNya itu indah. Memilih untuk selalu percaya padaNya bahwa Dia pasti akan selalu memberi yang terbaik, karena Dia jauh lebih mengetahui merupakan pilihan yang melapangkan hati. Jadi tidak ada kekhawatiran atas apapun. Dan perasaan ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain, it is more than amazing, karena saya tidak hanya merasa bahagia, namun saya juga merasakan ketenangan, kenyamanan, dan hati saya tidak sesak oleh ratapan-ratapan kesedihan. Wow, bahagia sekali.

Jika kita bisa merasakan bahagia jika dan hanya jika kita yang bahagia, alangkah sedikitnya kesempatan bahagia yang ada. Namun jika kita bisa berbahagia tidak hanya karena kebahagiaan kita sendiri, tetapi kebahagiaan orang lain juga, maka betapa banyaknya kesempatan kebahagiaan itu. Karena berasal dari banyak sumber kebahagiaan, bukan hanya satu sumber saja, bukan kebahagiaan pribadi kita saja.

Salam.


Sebelum Akad, Semua Hal Adalah Mungkin…

Setelah ta’aruf di rumah Murabbiyah ku saat itu, aku merasa makin mantap untuk mempercayakan dia menjadi imam bagi rumah tanggaku dan ayah bagi anak-anakku.

Aku yakin ia ikhwan yang baik, walaupun usianya satu tahun di bawahku, namun ia terlihat dewasa dan memiliki selera humor yang cukup tinggi. Aku merasa nyaman…

Proses ini akhirnya berlanjut dengan kunjungannya ke rumah untuk bertemu dengan Bapak dan Ibu. Bapak menyampaikan harapan-harapannya, salah satunya agar aku memiliki suami yang sudah bekerja tetap.
Alhamdulillah kunjungan itu berjalan lancar dan baik, aku merasa Ibu menyimpan harapan yang besar agar aku bisa menikah dengannya, menyusul adik laki-laki ku yang sudah memiliki satu anak.

Setelah kunjungan itu aku menunggu kabar, kapan waktu aku berkunjung ke rumah ikhwan tersebut untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Aku ingin mempersiapkan diri dengan baik, aku memikirkan bagaimana aku akan bersikap dan hal apa yang kira-kira akan dibicarakan. Semoga bisa memberikan kesan positif di pertemuan nanti.

Dua minggu kemudian, masih tidak ada kabar. Aku mulai bertanya-tanya dan gelisah, tapi aku berusaha memberikan kesan biasa saja di depan Murabbiyah dan teman-teman pengajianku.

Sebulan setelah kunjungan, kabar yang dinanti tiba. Namun ternyata berbeda dengan yang ku harapkan, ikhwan tersebut memutuskan untuk menghentikan proses….

Klik!

Setelah Murabbiyahku menutup teleponnya, aku menarik nafas panjang……
Sangat panjang……

Dalam kondisi penat, aku mengirimkan sms pada sahabat baikku.

“Ren, kamu lagi sibuk ga? Aku mau nelp…”

“Enggak, kenapa?”

“Ren, bener ga lagi sibuk?”

“Iyah bener, ada apa Mir? Mau cerita sesuatu?”

Ah… sahabatku ini terlalu peka…

“Iyah, tadi Mba Sofi telepon aku, ikhwannya bilang ga lanjut”

“Kenapa?”

“Entahlah, katanya dia minder karena pekerjaannya masih kontrak”

“Lho, bukannya kamu udah tau itu dari awal tukar biodata? Kenapa sekarang alasannya itu?”

“Ga tau lah… mungkin ada alasan yang lain…..”

“Mir, kamu gapapa?”

“Ya Ren, insya Allah aku gapapa, mungkin belum jodoh…”

“Apa kita perlu ketemuan? Kita obrolin gimana, lebih enak kayaknya…”

“Kapan, di mana?”

“Sabtu ini di rumah makan dekat rumah ku?”

“Hmm… Boleh deh”

“sabar ya Mir… insya Allah ada ganti yang lebih baik…”

“Aamiin…”

—————–

Setelah panjang lebar cerita dengan Rena, aku merasa lebih lega. Namun rasa sedih itu masih ada, sekaligus rasa kecewa, marah dan sakit hati, hingga tanpa aku sadari ada perasaan lain yang muncul di hatiku, rasa rendah diri…

Akhi, alasan apa yang kau sembunyikan?
Apakah aku tak layak untukmu?

Ada banyak tanda tanya yang bermunculan di pikiranku, tanda tanya itu semakin banyak dan tak berujung jawab…

Aku mampu menyembuhkan hatiku, insya Allah. Walaupun butuh waktu sekitar satu sampai dua minggu untuk membuat emosiku lebih stabil, perasaanku lebih tenang, pemikiranku lebih jernih, dan hatiku lebih lapang.

Namun ternyata, tidak secepat itu menyembuhkan kekecewaan Bapak dan Ibu…
Mereka juga kecewa, bahkan lebih kecewa…

“Kenapa Budi tiba-tiba membatalkan proses kalian? Alasannya apa? Kalau alasan karena kerjanya masih kontrak, kita semua sudah tau dari awal, kenapa sekarang malah jadi alasan? Kenapa dia ga langsung bilang ke kami kendalanya, kamu kan punya orang tua. Apa dia ga memandang kami??”

Aku tidak berani menatap mata Bapak, matanya penuh kemarahan. Aku terlalu takut…

Iyaa mba betul kata Bapak, kenapa kok si Budi begitu? Apa karena kita tinggal di gang? Rumahnya kecil dan kondisi ekonominya ga sama dengan dia? Ibu yakin mba, pasti ada alasan lain, pasti bukan karena pekerjaannya…”

Air mataku mengalir deras,
Aku hanya bisa menjerit dalam hati,
“Ibu, andai saja aku tau alasan Budi, andai aku tau…”

—————–

Suasana rumah benar-benar tidak menyenangkan, karena hampir seminggu lebih setelah kejadian itu aku selalu menghindari berbicara dengan orang tua dan langsung masuk kamar tidur ketika sampai di rumah.

Rena menasihatiku untuk memulai pembicaraan agar hubunganku dengan orang tua kembali seperti semula, tapi tak bisa.
Aku tidak cukup sanggup melihat gurat kesedihan dan kekecewaan di wajah kedua orang tua yang sangat aku cintai itu. Ah, aku benar-benar tidak sanggup….

“Mba, apa kita beli rumah yang lebih bagus ya? Jangan di gang begini, biar lebih pantes, gitu… “

“Ga usah Bu, bukan karena masalah ekonomi koq, beneran….”

“Atau mungkin kita coba totok aura ya? Mungkin ada yang menghalangi aura-mu, mba..?”

“Ibu, aku ga mau coba-coba yang kayak gitu, dosa Bu…”

Aku menatap lekat-lekat wajah Ibu,
bibirnya dipaksa untuk tersenyum tapi aku tahu… hatinya menangis…
Ya Allah, sayangi ibuku… selalu…

Beberapa minggu setelahnya, aku benar-benar berjuang untuk mengembalikan kondisi ruhiyahku, salah satunya dengan Qiyamul Lail. Aku habiskan malam-malam dengan tangis, aku ceritakan semua isi hatiku pada Dia Yang Memiliki Hati. Aku percaya, Allah akan menyembuhkan hatiku, menutup lukaku, dan memberikan ganti yang lebih baik……

Ya. Semua ini adalah kehendak Allah, pasti ada hikmah yang Allah ingin tunjukkan padaku, maka aku harus berpikir positif karena berpikir negatif tidak akan menambah apapun kecuali beban hati…

Setelah melewati masalah ini aku berdoa semoga bisa menjadi sosok muslimah yang lebih kuat, lebih tegar, lebih berpikiran positif dan insya Allah lebih dekat pada Allah… Bantu aku Ya Allah…

Namun sampai saat ini, jauh di lubuk hatiku, tanda tanya itu masih ada. Bahkan saat melihatnya di kajian bulanan, perasaanku masih saja tidak menentu.

Sedihkah? Kecewakah? Bingungkah? Marahkah?
Aku bahkan tak bisa menguraikannya…

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS. Al-Baqarah [2]: 286).


- Malamku Kan Diam Lagi..


Saat ini..
Terikpun sepi
Sperti malam ini..

Sendiri..

Lagi

Entah berapa kali harus meluncur
Entah berapa kali harus kutulis..

Kata maaf lagi
Lagi
Lagi..

Tengah malam ini..
Sepotong teks tak berhenti berlari

“Seorang pria yg tak tahu bagaimana menghargai seorang wanita adalah pria yg tak tahu bagaimana menghargai ibunya”

Gelas rapuh
Yang selama ini kupegang dengan gemetar
Akhirnya hancur sudah..
Terbanting di lantai..

Tak pantas aku menggenggammu di sini
Tak pernah pantas aku berbisik

Aku sayang kamu tanpa harga

Atau sekedar berkata

Jangan pergi..

Segala kutuk pada dirimu sendiri buatku rebah
Rata dengan tanah
Pasrah..

Nanti
Segala yang kau gunting
Takkan ku ganggu..

Entah itu sayap tuk pergi
atau
Sarung tinju tuk memukulku kala bodoh..

Dan malamku kan diam lagi..

Sekali-sekali Menulis Puisi

Ada masa ketika aku melihatmu
tertatih mengitari sunyi
menjumputi asa
sisa-sisa peziarah yang lapar
dan menggadaikan mimpinya

rindu aku melihatmu lagi
meski berkerudungkan debu yang menguratkan
panjang perjalanan yang kau ukir di atas pasir
sebentar lenyap terkais-kais angin

hari ini,
diseberang jalan yang kukira akan kau pintas
menunggu aku bersua denganmu
tetapi badai yang datang
tak menyisakan sedikit bayang-bayangmu

Selasa, 28 Februari 2012

Air Sumur Kehidupan

Kehidupan memang penuh dengan perjuangan untuk mencapai suatu cita cita, angan dan harapan. Sehingga kita kadang menjadi manusia yang buas dengan harta, kita menjaga bagai harimau menjaga santapan dikala kelaparan. Itu bukanlah munafik, tapi suatu realita sifat manusia yang lebih buas akan harta dan kemewahan.
Kita tidak tau mana batasan sukses, mana batasan berhasil, mana tingkat kaya, mana tingkat miskin, bahkan untuk menentukan level miskin saja dunia kebingungan. Semua dibatasi dengan benang semu. Kalau benang merah kita masih bisa melihat jelas, tapi disini kita tak dapat melihat lagi mana batasan benang tersebut, benangnya saja kita tidak dapat lihat, apalagi batasannya.
Namun kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia butuh kebersamaan untuk berhasil, tidak ada satu orangpun di dunia ini dapat hidup tanpa bantuan orang lain, apalagi untuk mencapai tingkat sukses, atau bahagia, ataupun berhasil. Dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi satu sama lain, saling kerja sama, saling bantu, saling menolong, atau saling apapun itu namanya adalah untuk kepentingan bersama atau kepentingan orang lain ataupun untuk kepentingan diri sendiri, yang mana ketiganya saling keterkaitan atau saling ketergantungan.
Saling tolong menolong untuk kepentingan diri sendiri, sudah pasti semua orang mau, walau memang masih ada orang nyentrik tidak mau ditolong dengan alasan mandiri, hingga kewalahan sendiri. Dan tipe ini sangat sulit untuk maju, dan biasanya kurang senang dengan kesuksesan orang lain.
Saling tolong untuk kepentingan bersama, nah disini sudah mulai muncul watak watak asli manusia, yang mempunyai sejuta alasan untuk menghindar, tapi kita tetap percaya masih banyak orang yang sangat ikhlas hingga ke level ini. Dimana sangat sulit sekali untuk merealisasikan suatu kegiatan bersama dalam mencapai tingkat keberhasilan sukses. Kecuali kalau digabung dengan saling tolong untuk bersama terutama untuk sendiri.
Nah ini dia nih, Saling tolong untuk kepentingan orang lain, waduh gimana ya manusia sebagai makhluk sosial kadang menganggap ini menjadi hal sial, misalnya untuk bantu orang lain kebanyakan diantara kita akan keberatan dan kadang merasa menjadi terganggu. Yah katanya sih hal itu lumrah, sehingga kita tak siap untuk bantu orang lain. Sebagai contoh kita lihat saja di acara acara televisi sebagai reality show, dimana untuk memperoleh suatu bantuan pertolongan akan sangat sulit di dapat.
Untuk itu aku ingin menyampaikan suatu makna kehidupan, yang mungkin anda sepakat, atau mungkin ragu, atau mungkin no comment, atau bahkan tak sepakat, Nah agar tidak sulit untuk beragumentasi, pandangan ini tidak saya tujukan bagi yang tidak sepakat, saya hanya menyampaikan bagi yang tidak sepakat, atau ragu atau no comment, agar direnungkan saja.
Makna kehidupan bagaikan air sumur, yang saya sebut AIR SUMUR KEHIDUPAN, dimana setiap orang sudah mempunyai sumur masing masing, dimana besar sumur setiap orang adalah berbeda beda, dan bahkan besar mata airnya juga pasti tidak sama ada yang menetes dan bahkan ada yang mumbul mumbul, kita tahu bahwa sumur itu mempunyai level tertentu, dimana dia mempunyai batas tertinggi dan juga batas terendah. Hal ini akan silih berganti antara musim hujan dan musim kemarau.
AIR SUMUR apabila dipakai oleh satu orang, air nya tidak akan meluber sampai ke atas, dan apabila tidak dipakai juga dia akan tetap segitu. Dan apabila dipakai oleh satu kampung, mungkin dia akan menurun tetapi pada pagi hari dia telah kembali seperti semula, seperti tidak pernah dipakai, demikian juga dengan AIR SUMUR KEHIDUPAN, apabila kita memakai sendiri kekayaan kita akan tetap segitu, tidak akan mungkin sampai meluber, kecuali yang mempunyai sumber air umbul, yang sudah pasti mengalir seperti sungai, dimana darma sosialnya mengalir kemana mana tanpa terbendung, ini tidak masalah.
Nah kembali pada yang mempunyai sumber sumur, perlu kita ingat bahwa apabila kita bersosial dengan royal, yakinlah bahwa kekayaan Anda tidak akan terkuras, dia akan kembali kelevel mana kita telah dipersiapkanNya, tapi ingat sumur Anda jangan Anda jebol untuk bantu orang lain sehingga sumur Anda jadi rusak dan tak berfungsi lagi. Contohnya, Anda membantu orang yang tidak mau bekerja, sehingga apapun bentuk pertolongan Anda akan sia sia adanya. Tapi bantulah yang pantas dibantu.
Jadi sebagai seorang dermawan tidak akan jatuh miskin karena ke dermawanannya, karena begitu banyak yang mendoakan kesuksesannya. Atau tidak ada orang yang kaya raya karena kekikirannya, tapi karena kegigihannya. Mungkin ini tidak dapat dimaklumi bila Anda tidak merenungkan, sekali lagi menjadi bersifat sosial bukan berarti memberikan sumur Anda pada orang lain ataupun menjebol sumur Anda. Tapi berikanlah porsi sesuai dengan mata air dalam sumur kehidupan Anda
Note :
Mari sikapi kehidupan ini,  syukuri apa yang diperoleh sehingga kita dapat memahami dan menjalankannya

10 Kepribadian yang disukai…

Beberapa kepribadian yang disukai baik pria ataupun wanita:

1. Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Beda dgn rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan drpd keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya
sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Menghadapi Masalah



Saya tahu bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan menolak jika dia dilahirkan tanpa masalah dan selalu bahagia tanpa ada sedikit kesedihan. Tapi apakah itu mungkin ? Bahkan mereka, anda dan saya bahkan mau membayar berapa dollar pun kalo seandainya ada orang yang bisa membuat kita lahir di dunia ini dan hidup di dunia ini tanpa ada masalah dan kesedihan sama sekali. Bahagia selalu bahkan selalu ceria. Ini saya ada sedikit cerita inspirasi yang saya kutip dari sebuah buku yang selayaknya pantas untuk saya tuliskan disini. Buku ini judulnya adalah “Bila anda pikir bisa, Anda pasti bisa melaksanakan dan meraih apa yang anda inginkan”. Mari kita simak cuplikan cerita dari buku ini bersama-sama.

“Bung Norman,” kawan saya menyapa. “Tolong bebaskan saya dari masalah yang menindih hidupku ini, maka saya akan berikan anda seribu dollar uang kontan atas kebaikan jasa anda itu.”Tentu saja saya bukanlah seorang yang suka menampik permintaan semacam itu”. Maka saya pun merenungkan dan mempertimbangkan usul kawan saya itu dan muncul dengan satu pemecahan masalah yang lumayan juga. Sekurang-kurangnya cukup realistis sifatnya. Tetapi George nampaknya agak segan rupanya, sebab ia telah terlanjur menjanjikan 1000 dolar sebagai hadiah.

” Tidak apa george, ” norman berkata. “Saya tetap saja mau bantu kamu. Oleh sebab itu mari kita pecahkan bersama masalahnya. Kalau tidak salah anda ingin bebas dari segala masalah anda itu, bukan ? Sampai habis dan tuntas ?

“Ya Betul,” Jawab George. “Saya ingin lepas dari segala masalah yang saya hadapi dalam hidup ini. Saya sudah bosan dan kapok dalam menghadapi cobaan, ujian dan kemelut dalam hidup ini. Saya ingin bebas untuk selama-lamanya.”

”Baiklah George, saya sudah punya jawabannya”, kata norman. Akan tetapi saya sangsi apakah kau mau menerima jawaban saya atau tidak. Dengarkan ! Beberapa waktu lalu saya sedang melakukan tugas profesionalku, dimana saya harus berhadapan dengan pemimpin kelompok orang-orang yang yang lebih dari puluhan ribu jumlahnya. Dan tak seorang pun dari mereka memiliki masalah kehidupan.”

Wajah george langsung cerah, matanya berbinar-binar kegirangan karena keingin tahuannya.” Nah itulah tempat yang cocok bagi saya. Antarkanlah saya ke tempat itu teman”. Ujar si george girang.

“Baiklah,” jawab si norman.” Tetapi tempat yang saya maksud adalah perkuburan.”

” Dan memang itulah kenyataannya George. Bahwa di perkuburan itu tak ada seorang pun yang menghadapi masalah hidup. Bagi orang yang sudah menjadi penghuni di kuburan tidak akan pernah merasa cemas karena hidup yang penuh masalah itu telah berlalu bagi mereka. Mereka telah istirahat dari tugas dan pekerjaannya tiap hari. Mereka tidak peduli dengan apa yang kita baca dalam koran atau surat kabar atau bahkan apa yang kita lihat ditelevisi mereka sudah tidak peduli. Mereka tak punya masalah lagi dengan kehidupan, mereka beralih masalah pada hidup mereka di alam kubur. Karena memang mereka bukanlah orang hidup dan mereka adalah orang yang sudah mati.” Tegas Norman kepada George.

Dikutip dari Buku Bila Anda Fikir Bisa Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Anda Pasti Bisa Meraih yang Anda Inginkan

Dari cerita diatas sudah jelas sekali bagaimana bahwa secara logis bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh manusia itu adalah alamat dari kehidupan. Logikanya adalah bagi anda bahwa semakin banyak masalah yang anda hadapi dalam hidup ini maka semakin luas pulalah peluang anda untuk hidup yang terbuka bagi anda. Seseorang misalnya menghadapi 10 masalah yang pelik akan nampak lebih hidup dibandingkan dengan seorang yang bersikap apatis dan hanya memiliki 5 masalah.

Note :

Masalah bukan menjadi alasan kita untuk menghindarinya, namun dengan masalah kita menjadi lebih dewasa dan lebih terbuka menghadapi hidup ini.

Masalah itu Tantangan tuk Maju

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.
MASALAH adalah TANTANGAN tuk Maju
Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah dalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.
Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.
Mutiara Kata :
Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.
Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!
Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah msalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.
Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjauangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu. Berusahalah terus!
Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah, belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar.
Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda.
Seorang bijak berujar. “Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.

Ini Tentang Takdir Kita

Tentang takdir kita
tak pernah kita tahu
dan tak perlu kita tebak

Optimalkan diri dalam ikhtiar
agar ikhtiar kita bertemu dengan takdirNYA

Teruslah ikhtiar dan ikhtiar
tak lupa sertakan doa di dalamnya

Jika merasa buntu
dan tak ada yang bisa dilakukan lagi
maka serahkan semua ikhtiar padaNYA

Yakini saja
keajaibanNYA pasti datang
lewat cara manapun dan bagaimanapun
bahkan mungkin dari arah yang tak pernah disangka

Yang terpenting adalah luruskan niat
jaga niat untuk slalu terfokus mencari ridhaNYA
dan tak lupa jaga diri untuk menempuh cara yang disukaiNYA


Jumat, 24 Februari 2012

Engkaulah Suami yang Aku Impikan

Ketika engkau mencintaiku, engkau menghormatiku. Dan ketika engkau membenciku, engkau tidak mendzalimiku. (Dr. Ramdhan Hafidz)

Aku masih ingat saat malam pertama kita, saat itu engkau mengajakku shalat Isya’ berjamaah. Setelah berdoa engkau kecup keningku lalu berkata: “Dinda, aku ingin engkau menjadi pendampingku Dunia-Akhirat”. Mendengar ucapan itu, akupun menangis terharu. Malam itu engkau menjadi sosok seperti sayyidina Ali yang bersujud semalam suntuk karena bersyukur mendapatkan sosok istri seperti Siti Fatimah. Apakah begitu berharganya aku bagimu sehingga engkau
mensyukuri kebersamaan kita? Malam itu, aku tidak bisa mengungkapkan rasa syukurku ini dengan ucapan. Aku hanya bisa mengikutimu, bersujud di atas hamparan sajadah. Tanpa bisa aku bendung, air mata ini tiada hentinya mengalir karena mensyukuri anugerah Allah yang diberikan padaku dalam bentuk dirimu. Akupun berikrar, aku ingin menjadi sosok seperti Siti Fatimah, dan aku akan berusaha menjadi istri sebagaimana yang engkau impikan.

Dan ternyata sujud itu bukan hanya di saat malam pertama, setiap kali aku terbangun pada akhir sepertiga malam, ku lihat engkau sedang bersujud dengan penuh kekhusu’an. Aku kadang iri dengan keshalihanmu, engkau terlena dalam sujudmu sedang aku berbaring di atas kasur yang empuk dengan sejuta mimpi. Kenapa engkau tidak membangunkan aku? Padahal aku ingin bermakmum padamu agar kelak aku tetap menjadi istrimu di surga. Aku hanya merasakan kecupan hangat melengkapi tidur malamku saat engkau terbangun untuk melakukan shalat malam. Apakah kecupan itu sebagai isyarat agar aku terbangun dari tidurku dan melaksanakan shalat berjamaah bersamamu? Atau karena engkau tidak tega membangunkan aku saat engkau melihat begitu pulasnya aku dalam tidurku? Aku yakin, dengan ketaatanmu pada agama, engkau akan membahagiakanku dunia-akhirat. Tidakkah agama kita mengajarkan bagaimana suami harus menyayangi istri, membuatnya bahagia, melindungi dan membuatnya tersenyum. Dan sebaliknya, istri harus berbakti, melayani dan membuat suaminya terpesona padanya.

Aku tidak peduli siapakah engkau, miskin dan kaya tidak ada bedanya bagiku. Aku hanya tertarik pada sosokmu yang bersahaja dan sederhana. Raut wajahmu yang penuh dengan keikhlasan membuatku ingin selalu menatapnya. Lembutnya sifatmu membuatku yakin bahwa engkau adalah suami yang bisa menerima segala pemberian Tuhan dan akan menyayangiku apa adanya. Aku tidak peduli dengan rumah mungil dan sederhana yang engkau persembahkan untuk kita tempati bersama. Rumah yang hanya terdiri dari ruang tamu, kamar kita, dan satu ruangan yang berisi buku-buku terutama buku agama. Namun dari rumah yang mungil ini, aku melihat taman surgawi menjelma di sini. Aku yakin engkau adalah sosok suami yang tekun belajar dan memahami agama, dan dengan bekal ini aku yakin engkau bisa membimbingku untuk meraih surga ilahi. Sebagaimana agama kita telah mengisyaratkan bahwa, barang siapa berjalan dijalan ilmu, maka Allah akan mempermudah jalan menuju ke surga.

Saat kulihat engkau begitu berbakti kepada kedua orang tuamu dan senang menjalin silaturahim, aku yakin engkau akan berlaku baik pada anak-istrimu. Aku lihat engkau jarang sekali berbicara, tapi masya Allah kalau sedang bekerja, engkau menjadi sosok yang tekun dan ulet. Dan dari cara tutur katamu, aku mendengar kata-kata mutiara yang penuh hikmah, sehingga yang tergambar dalam pikiranku adalah sosok Lukmanul Hakim, sosok suami dan ayah yang selalu mendidik keluarganya, mengajarkan anaknya untuk tidak menyekutukan Allah.

Sungguh aku bangga mempunyai suami sepertimu melebihi kebanggaanmu padaku. Aku lebih membutuhkanmu jauh melebihi kebutuhanmu padaku. Terima kasih suamiku, karena engkau telah membimbingku…


Kenapa Kendi itu Dibanting??

Assalamu’alaikum…

Apa kabar Jimmie? Terima kasih atas tanggapannya, alhamdulillah, jadinya kita bisa menyambung silaturrahim. Juga bersyukur atas kemajuan teknologi komunikasi dan informasi kini semakin memudahkan kita untuk tetap saling mengunjungi. Meskipun hanya di dunia maya.

Terima kasih Jimmie, keinginan Jimmie untuk mendapatkan kisah-kisah seperti itu memacu saya untuk menulis dari kisah-kisah yang tercecer, semoga ada manfaatnya. Dan itu pasti Jimmie, karena kita yakin semua kisah perjalanan manusia pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Jangankan orang-orang shalih, orang sesombong Fir’aun pun Allah kisahkan panjang lebar di dalam Al-Qur’an, agar menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya.
0diggsdigg
email

Ilustrasi (seapots.com)
Kisah yang akan saya sampaikan terjadi di India Jimmie. Persisnya kapan dan siapa nama pelakunya saya lupa. Ya Allah, memang mengingat nama salah satu kelemahan saya. Seperti namamu. Kemarin saya panggil William, dan saya baru sadar kalau dulu nama panggilanmu Jimmie. Padahal mengingat nama itu penting dalam hubungan persaudaraan.

Konon, ada seorang warga negara Inggris yang sedang berjalan menyusuri perkampungan India. Mungkin peristiwa ini terjadi sewaktu India masih berada dalam jajahan Inggris. Si ‘Inggris’ itu kerjaannya apa tidak ada penjelasannya. Dugaan saya seorang peneliti. Penjajah kan selalu melibatkan peneliti yang bertugas meneliti berbagai sisi kehidupan daerah jajahannya, mulai dari budaya, kekayaan alamnya dan lain sebagainya yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan kajian. Hasil kajian itu nantinya dijadikan sebagai referensi membuat strategi melanggengkan kekuasaannya di daerah jajahan.

Ketika sedang menyusuri perkampungan, Jimmie, tepatnya di daerah persawahan, orang Inggris itu kehausan dan tidak jauh dari tempatnya terdapat seorang petani yang sedang mengerjakan sawahnya. Si Inggris itu tanya apakah punya minuman?

“Iya, Tuan, ada.”

“Boleh saya meminta air minumnya?”

“Oh silakan Tuan.”

Dari tempat minum semacam kendi yang terbuat dari tembikar petani itu memberikan air minum. Dan dengan beberapa teguk hilanglah dahaganya dan basah kerongkongannya. Setelah berbincang-bincang ke sana-sini si Inggris itu pamitan pergi. Petani meneruskan pekerjaannya dan meletakkan kendinya pada tempatnya.

Selang beberapa tahun kemudian orang Inggris itu mengadakan perjalanan ke daerah serupa. Dan seperti sebelumnya ia kali juga merasa kehausan. Dari kejauhan ia melihat seorang petani

Serta merta ia dekati orang itu dan ternyata bukan orang pertama yang pernah ditemuinya. Dia pun menanyakan air minum dan orang itu punya. Diberikannya sebuah kendi tembikar dan ia meminumnya. Setelah berkenalan dan berbincang-bincang, Inggris itu pamitan dan pergi. Namun alangkah terkejutnya dia ketika setelah beberapa meter ia meninggalkan orang, si petani itu memecahkan kendi itu.

Prang… praaang…

Kaget sekali orang Inggris itu, tapi tidak berani bertanya atau berkomentar. Kejadian itu mengusik pikirannya. Setelah berada di kota ia tanyakan kejadian itu kepada kawannya orang India. Sambil senyum kawannya menjawab,

“Oh, orang itu bukannya marah, tuan.”

“Lantas kenapa ia pecahkan kendi itu?” katanya penuh selidik.

“Orang pertama yang Anda temui itu adalah Muslim, sedang kedua Hindu.”

“Apa hubungannya peristiwa membanting kendi dengan agama seseorang Tuan?” katanya tambah penasaran.

“Bagi seorang Muslim, dia bisa berinteraksi dan memberi makan dan minum kepada siapa saja, walaupun ia bukan seagama. Sedangkan orang Hindu, tidak boleh orang yang beda agama makan dan minum dari tempat dan bejananya. Makanya ia pecahkan kendi itu.”

Si Inggris itu nampak puas mendapatkan jawaban atas teka-teki itu. Namun di balik itu ada sesuatu yang kini mengusik benaknya.

Islam, ya agama Islam. Kenapa agama Islam berbeda dengan agama Hindu? Selama ini ia berpikir semua agama sama. Kenapa Islam tidak membeda-bedakan interaksi walaupun dengan orang yang tidak seagamanya dengannya.

Ya, begitulah Islam Jimmie. Islam tidak membeda-bedakan muamalah dengan siapa saja. Karena Islam adalah agama rahmat. Tidak hanya bagi Muslim, namun juga bagi non-muslim, bahkan bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sungguh bertolak belakang dengan apa yang dituduhkan oleh sebagian orang. Sekarang ini Islam sedang mengalami pencitraan buruk Jimmie. Berbagai lebel negatif dialamatkan kepadanya. Terorisme, radikalisme, ekstrimisme, kolot, dll. Padahal kita tahu bagaimana Nabi kita berbuat baik kepada siapa saja. Kepada musuh sekalipun. Beliau pernah berkali-kali ‘nyuapin’ makan seorang Yahudi miskin.

Ya Jimmie. Keindahan interaksi dalam Islam itu lalu menarik perhatian orang Inggris itu. Yang kemudian mendorongnya untuk ingin tahu lebih banyak lagi tentang agama kita. Dan Allah pun memberikan hidayah-Nya dan ia masuk Islam.
Dah Jimmie ya, semoga bermanfaat.

Wassalam.


Ketika Sabar Harus tak Terbatas

Di usia yang telah melewati angka 20 atau bahkan lebih dari itu, tak sedikit yang mengalami goncangan-goncangan hati bagi para jomblo (baca: single). Usia yang terbilang rawan menurut saya, dimana pada masa itu gejala ingin di cintai dan di sayangi sangatlah besar. Belum lagi melihat keadaan sekitar yang sangat membuat hati miris karena masih sendiri. Ya, fenomena pacaran.

Bersyukur bagi mereka yang telah Allah pertemukan dengan pendamping hidupnya tanpa harus berjuang untuk melawan perasaan hati yang tak menentu menahan gejolak nafsu. Namun lain hal untuk mereka yang memang belum di takdirkan untuk segera menikah
Tapi yakinlah, bahwasanya Allah akan memberikan sesuatu yang kita butuhkan namun bukan yang kita inginkan. Jika keyakinan telah terpatri, Insya ALLAH hati akan merasa nyaman dengan segala keputusanNYA. Sebagai orang yang telah meyakini janji Tuhannya, hendaknya setelah itu jangan merusak keyakinan tersebut dengan perilaku yang dapat merubah keputusan ALLAH. Ketika telah yakin, hendaknya tak usah berlebihan dalam mencari pasangan misalnya dengan mengikuti pergaulan zaman sekarang, misalnya pacaran. Jika itu terjadi, apa gunanya keyakinan yang telah terbentuk di awal namun ternodai dengan nafsu dan kesabaran yang terbatas.

Sederet janji ALLAH untuk mereka yang bersabar, balasannya adalah surga. Apalagi untuk menahan hawa nafsu, sebanding dengan pahala jihad. Karena jihad terbesar adalah menahan hawa nafsu. Ketika kesabaran menjadi terbatas dan hati telah yakin pada ketetapanNYA, maka menikah bisa menjadi solusinya. Meskipun secara kasat mata, kemampuan belum memadai namun janji ALLAH untuk memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang melakukan kebaikan hendaknya tak perlu di ragukan. Namun jika telah maksimal berusaha dan belum menampakkan hasil, baiknya sabar harus tetap tak terbatas. ALLAH akan selalu mendengar doa hambaNYA. Bila bukan sekarang, mungkin belum saatnya, karena ALLAH Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambaNYA. Jika hati terkadang rapuh atau merasa putus asa. Ingatlah bahwa ALLAH tak pernah ingkar janji, mungkin ada yang salah dengan diri kita dan selayaknya kita selalu berprasangka baik kepada ALLAH. Jangan pernah berhenti berusaha dan berdoa. Karena ALLAH akan selalu menggenggam doa dan mimpi para hambaNYA selama hambaNYA yakin dan mau berusaha mewujudkannya.

Ketika ALLAH belum mengabulkan doa hambaNYA untuk bersanding dengan pasangan hidupnya. Hendaknya sikap istiqamah terus dimaksimalkan. Tetap menahan hawa nafsu. Karena bisa jadi saat penantian itulah kita benar-benar di uji seberapa pantasnya kita mendapatkan seseorang yang cocok untuk kita. Bukankah ALLAH telah berjanji, bahwa pria yang baik adalah untuk wanita yang baik dan sebaliknya. Tidak mudah memang menahan cobaan di usia yang rentan akan gejolak hati, namun jika kita bisa melewatinya dengan baik maka ALLAH akan memberikan balasan yang jauh lebih baik pula.

Karena pada dasarnya ALLAH teramat sayang dengan kita, tak membiarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Walaupun kadangkala kita sendiri yang menceburkan diri dengan sengaja ke jurang tersebut. ALLAH akan menolong kita, jika kita ingin di tolong dan ALLAH akan menjaga kita, jika kita ingin di jaga. Jangan bermain dengan api jika tak ingin terbakar. Cukup ALLAH sebagai penghibur hati di saat hati kita sedang sedih.

Allahua’lam.

Kamis, 23 Februari 2012

Aku Lupa Akhirat

Ku rogoh kantongku dalam-dalam
Untuk mencari sekeping receh
Di depanku peminta-minta menunggu
“terima kasih”, ucapnya setelah ku serahkan recehku

Aku melihat tas idamanku
Ku lihat harganya
Hampir separuh dari uang gajiku
Tak mengapa, asal hatiku puas

Adzan telah berkumandang
Ku abaikan panggilanNya
Sinetron telah menarik perhatianku
Tanpa sadar, waktu shalat hampir usai
0diggsdigg
email

Ilustrasi (tonitok.blogspot.com)

Ku bergegas dalam langkahku
Lima menit lagi saat ku bertemu kawan
Tak boleh aku terlambat
Akhirnya tepat waktu aku datang

Telepon berdering ternyata panggilan kerja
Hatiku langsung mekar berkembang
Ku siapkan pakaian terindah
Guna menambah nilai

Waktu shalat hampir tiba
Ku buka lemari, ku ambil kaos oblong
Yang ini sajalah, pikirku
Hanya untuk shalat

Wooooow, pekikku dalam hati
keindahan alam mengguncang hatiku
Puncak gunung yang indah
Dalam jejak-jejak satu hari penuh
Dengan jadwal shalat yang terbengkalai

Rabbighfirlii….
Ampuni aku ya Allah
Ketika terlena pada dunia
Ku enyahkan akhiratku
Ampuni aku

Meminta dan Memberi Maaf

Berdasarkan sebuah penelitian, salah satu hal yang paling sulit dilakukan orang adalah meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain. Walaupun seseorang menyadari kesalahannya, meminta maaf kepada orang yang telah disakiti bukanlah perkara mudah. Ada rasa gengsi ataupun ego yang menghalangi seseorang untuk bisa berkata, “Aku telah bersalah. Aku meminta maaf atas tindakan yang telah kulakukan dan berharap kamu dapat memaafkan aku.”

Sama halnya meskipun seseorang sudah bisa menahan rasa sakit akibat kesalahan yang dibuat orang lain, memaafkan orang tersebut juga bukan perkara mudah. Rasa yang tergores seolah tak bisa lepas dari ingatan dan terus membekas. Dalam sebuah judul lagu disebutkan, “Forgiven not Forgotten”. Aku memaafkan tapi aku tidak bisa melupakan kesalahanmu. Apakah ini yang dinamakan memberi maaf?

Urusan meminta dan memberi maaf yang sulit ini tidak hanya terjadi antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Bahkan tak jarang seseorang sulit meminta dan memberi maaf kepada orang-orang terdekat yang hidup serumah sekalipun. Seorang anak sulit memaafkan orangtuanya, seorang suami enggan meminta maaf kepada istrinya, seorang adik tidak bisa melupakan kesalahan kakaknya.
Jadilah Engkau Pemaaf

Agama mengajarkan kita agar dengan lapang dada memberi maaf kepada orang yang telah berbuat salah. Bagaimanapun juga manusia sering lupa dan khilaf. Memberi maaf kepada orang atas ketidaksengajaannya adalah keutamaan buat orang yang sempat tersakiti. Dan memberi maaf atas tindakan buruk orang lain juga sebuah keutamaan jika itu bisa dilakukan.

Adalah Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersifat pemaaf. Ketika beliau melewati jalan dan sering diganggu oleh orang yang tidak suka dengannya, beliau selalu memaafkan. Sampai akhirnya ketika orang yang suka mengganggu itu sakit maka Rasulullah adalah orang pertama yang datang menjenguknya. Jika kita bicara sejarah lain dikisahkan bagaimana Nabi Muhammad mendapat perlakuan yang buruk dari masyarakat Thaif, sampai-sampai malaikat datang dan menanyakan apakah perlu masyarakat yang berlaku buruk tersebut dihukum, Nabi meminta untuk memaafkan mereka karena mungkin mereka belum tahu.

Memberi maaf bukanlah menunjukkan seseorang itu lemah atau tidak mampu membalas. Suka memaafkan justru menunjukkan sifat keutamaan dan kemuliaan seseorang karena ia belajar dari sifat Allah yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun seberapa besar pun kesalahan yang pernah dilakukan hamba-Nya. Sikap pemaaf menunjukkan seseorang memilih jalan yang dekat dengan keridhoan Allah ketika sebenarnya dia bisa menuntut balas atas kesalahan orang lain.
Meminta Maaf Dengan Segera

Jika kita telah belajar memaafkan orang lain, maka kita pun harus belajar untuk meminta maaf atas kesalahan dan kekeliruan kita. Banyak orang lebih rela melakukan apa saja yang lebih sulit daripada harus meminta maaf. Inilah bentuk-bentuk kesombongan di mana seseorang merasa dirinya sedemikian besar sehingga malu dan tidak bersedia meminta maaf.

Dalam interaksi suami istri tak jarang hal tersebut juga sering terjadi. Dalam rumah tangga tentu terkadang ada perselisihan, perbedaan pendapat, atau hal-hal yang tidak disukai dilakukan oleh seseorang kepada pasangannya. Yang paling berbahaya adalah jika salah satu diantara mereka tidak ada yang berinisiatif meminta maaf terlebih dahulu. Memilih jalan ishlah daripada mempertahankan ego dan perselisihan. Situasi seperti ini sangat berbahaya karena setan akan menghembuskan benih-benih pertentangan yang lebih besar lagi ketika pasangan suami istri masing-masing enggan meminta maaf kepada pasangannya.

Agama mengajarkan kita untuk segera meminta maaf ketika menyadari kesalahan. Kita beristighfar mohon ampun kepada Allah segera setelah menyadari adanya perbuatan dosa, kekeliruan, niat yang buruk yang sempat muncul dan kita lakukan. Kita juga bersegera mendatangi orang yang terlanjur tersakiti akibat perbuatan kita dan meminta maaf darinya. Dengan meminta maaf, kita sebenarnya sedang menyelamatkan diri kita dan berusaha menghapus kesalahan yang telah terjadi.
Bagaimana Agar Mudah Meminta Maaf dan Memaafkan?

Banyak orang berkata, “Ya, meminta maaf atau memafkan orang lain mudah diucapkan, tapi khan tidak mudah dilakukan.”

Benar, memang hal tersebut tidak mudah dan butuh perjuangan sampai Allah membantu kita mudah melakukannya dalam keseharian. Tips sederhananya adalah biasakan segera meminta maaf atas apapun yang kita rasa tidak tepat. Misalkan kita terlambat 5 menit untuk menghadiri suatu janji dengan teman, mintalah maaf atas keterlambatan tersebut meskipun teman kita bisa saja menganggap tidak ada masalah. Ketika kita berbicara sesuatu yang bisa menyinggung orang lain, segeralah minta maaf jika kita menyadarinya, meskipun orang yang kita khawatirkan tersinggung bisa jadi tidak merasa apa-apa. Dengan cara ini kita berusaha mengikis ego pribadi, meruntuhkan rasa ingin dihormati, dan berhati-hati dalam bertindak.

Hal serupa dapat dilakukan untuk memaafkan orang lain. Bersegeralah memafkan orang lain meskipun kita dalam posisi mampu membalas perbuatannya. Ingatlah bahwa seseorang yang bersalah tidak selalu karena kesengajaan. Mungkin orang tersebut sedang khilaf, tidak menyadari bahwa ucapannya menyinggung, atau tidak tau bahwa perbuatannya berakibat buruk. Kalau pun orang tersebut melakukan kesalahan dengan sengaja, bisa jadi saat itu dia dikuasai oleh sifat buruknya dan kita mendoakan semoga dia dapat berubah. Tak jarang memaafkan lebih sulit karena hati telah tergores, perbuatan salah yang dilakukan orang telah membekas di diri kita. Untuk itu ingatlah bahwa Allah Maha Pemaaf kepada kita. Berapa banyak kesalahan yang telah kita lakukan kepada-Nya? Dan seberapa sering Allah telah memafkan kita atas kesalahan tersebut? Bukankah kita ingin menjadi hamba-Nya yang juga bisa memaafkan kesalahan makhluk-Nya?

Semoga Allah membimbing saya dan Anda agar senantiasa bersegera meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain.

Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. QS. Al-A’raf 7:199

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. QS. Al-Fushilat 41:35

Yang paling patut mengampuni ialah orang yang paling memiliki kemampuan untuk menghukum. Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah

Menyikapi Kegagalan

fail_road






















Satu hal yang paling membedakan antara orang sukses dengan tidak adalah bagaimana cara mereka menyikapi kegagalan. Seorang yang berjiwa besar akan menganggap kegagalan sebagai bumbu kehidupan dan proses menuju keberhasilan. Sementara seorang pecundang menganggap kegagalan sebagai momok yang menakutkan sehingga mereka putus asa dan menyerah.

Coba tanyakan kepada orang yang sukses apakah mereka pernah mengalami kegagalan? Jawabannya pasti pernah. Tahukah berapa banyak kegagalan yang pernah mereka alami? Jawabannya mungkin bisa beragam, tapi tak jarang kita akan mendengar bahwa mereka telah gagal puluhan bahkan ratusan kali sebelum akhirnya berhasil. Perbedaannya adalah mereka bangkit kembali dan berjalan lagi sampai akhirnya bertemu dengan keberhasilan. Dan seandainya keberhasilan itu pun tak kunjung datang, bukankah kegagalan itu sendiri sebuah proses pembelajaran yang mencerahkan?

Suatu hari Thomas Alfa Edison ditanya oleh asistennya ketika melakukan percobaan untuk membuat lampu pijar, “Anda telah melakukan percobaan ribuan kali untuk menemukan bahan filamen yang tepat. Apakah Anda tidak lelah? Bukankah kita telah melakukan ini ribuan kali dan tidak pernah berhasil?

Edison menjawab, “Dalam setiap percobaan, saya selalu belajar untuk menemukan bahan yang paling tepat untuk lampu pijar. Apa yang kamu anggap kegagalan buat saya adalah keberhasilan yang tertunda. Saya yakin dalam waktu dekat saya akan menemukannya.”

Edison benar dan dia menjadi penemu lampu pijar yang kita nikmati sampai sekarang. Dia mengajarkan kegigihan dan semangat pantang menyerah dalam menjalankan tugasnya. Sepanjang hidupnya, Edison telah menghasilkan ribuan paten atas penemuan-penemuannya.

Jangan pernah menyerah atas kegagalan. Itu adalah sebuah proses keberhasilan yang tertunda. Bangkitlah kembali dan jadilah orang yang berjiwa besar yang tidak peduli berapa kali mereka akan terjatuh, dia akan berdiri dan berjalan lagi.

Menghilangkan Kebiasaan Buruk dalam Membaca

Pada beberapa tulisan sebelumnya, saya telah menjelaskan hambatan-hambatan dalam membaca cepat. Hambatan ini terdiri dari berbagai jenis mulai dari rendahnya konsentrasi, minat yang kurang sampai kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca. Pada posting berikut, saya akan berkonsentrasi untuk membahas apa saja kebiasaan buruk dalam membaca dan bagaimana cara menghilangkan kebiasaan tersebut.

Disadari atau tidak, setiap orang membawa kebiasaan membaca yang buruk sehingga memperlambat kecepatan baca. Kebiasaan buruk yang lazim dimiliki orang adalah sebagai berikut:

* Vokalisasi
* Gerakan Bibir
* Gerakan Kepala
* Regresi
* Sub Vokalisasi

Kita akan membahas satu persatu bagaimana kebiasaan tersebut menghambat dan bagaimana cara menghilangkannya.
1. Vokalisasi

Sesuai namanya, vokalisasi berarti melafalkan apa yang dibaca. Tingkat vokalisasi ini berbeda-beda pada tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi yang dilafalkan. Kebiasaan vokalisasi saya duga muncul ketika pertama kali kita belajar membaca dan diminta melafalkannya. Masih ingatkah Anda kalimat-kalimat berikut ketika belajar membaca di masa kanak-kanak dulu?

Ini Budi

Ini Ibu Budi

Ini Bapak Budi

Ya, Anda diminta melafalkannya keras-keras di depan kelas. Secara tidak sadar Anda terus melafalkan apa-apa yang dibaca meskipun kini suaranya sudah lebih pelan.

Vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastis menjadi setara kecepatan berbicara. Kecepatan bicara ini sangat lambat sekitar 120 kata per menit (word per minute/wpm) bahkan jika Anda termasuk orang yang berbicara dengan cepat sekalipun.

Menghindari vokalisasi cukup mudah. Setiap kali membaca, ambil sebuah pensil atau ballpoint dan letakkan diantara kedua bibir Anda. Mulailah membaca dan rasakan kapan bibir Anda mulai bergerak untuk berbicara dan pensil atau ballpoint terjatuh. Sadari kondisi tersebut dan letakkan kembali pensil atau bollpoint diantara kedua bibir Anda. Lanjutkan membaca dan pastikan pensil tidak terjatuh kembali.

Lakukan hal ini terus menerus dalam beberapa minggu sampai Anda bisa menghilangkan kebiasaan melafalkan bahan bacaan tanpa perlu menggunakan pensil diantara kedua bibir.
2. Gerakan Bibir

Gerakan bibir sangat mirip dengan vokalisasi. Bedanya adalah jika vokalisasi mengeluarkan suara, maka pada gerakan bibir hanya ada gerakan saja tanpa disertai suara. Karena alat berbicara yang digunakan pada dasarnya sama yakni menggunakan bibir dan lidah Anda, maka dapat dipastikan kecepatan membaca dengan cara ini juga setara dengan kecepatan berbicara.

Coba Anda amati orang-orang di sekitar Anda, apakah ada yang membaca tapi bibirnya terus menerus bergerak seperti melafalkan sesuatu? Perhatikan pula apakah diri Anda melakukan hal yang sama. Jika ya, maka itulah yang dinamakan gerakan bibir. Kebiasaan ini muncul sama seperti vokalisasi yakni ketika kita mulai belajar membaca dan terbawa sampai sekarang. Bedanya kalau dulu harus dilafalkan keras-keras, maka sekarang cukup dengan gerakan bibir tanpa bersuara.

Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini sama dengan cara menghilangkan vokalisasi. Gunakan pensil atau ballpoint di antara kedua bibir Anda ketika membaca. Jika pensil tersebut jatuh, maka dapat dipastikan bibir Anda bergerak. Ulangi kembali dan teruskan membaca dengan cara tersebut sampai Anda bisa menghilangkan gerakan bibir bahkan ketika sudah tidak menggunakan pensil sebagai alat bantu.
3. Gerakan Kepala

Kebiasaan berikut ini relatif lebih ringan dari kedua kebiasaan yang pertama. Kebiasaaan buruk berikutnya adalah menggerakkan kepala dari arah kiri secara teratur perlahan-lahan bergerak ke kanan mengikuti alur bahan bacaan. Gerakan kepala ini seringkali dilakukan pula bersamaan dengan pola gerakan mata dengan alur yang mirip.

Gerakan kepala dalam membaca akan mengurangi kecepatan baca karena Anda membutuhkan waktu tertentu untuk melakukannya. Sebenarnya tanpa menggerakkan kepala seperti itu bahan bacaan sudah dapat terlihat dan terbaca. Namun dengan gerakan kepala biasanya seseorang ingin memastikan bahwa apa yang dibaca sebelumnya telah lewat dan gerakan tersebut mengindikasikan proses perpindahan ke bahan bacaan berikutnya.

Kebiasaan menggerakkan kepala muncul dari kebiasaan membaca per suku kata atau membaca kata per kata. Pada proses membaca seperti ini, bahan bacaan dikelompokkan dalam satuan terkecilnya yakni kata per kata atau bahkan Cuma per suku kata. Dengan demikian kecepatan baca akan terbatas meskipun tidak selambat orang yang membaca dengan vokalisasi atau gerakan bibir.

Dengan menghilangkan kebiasaan ini biasanya sekaligus akan menghilangkan kebiasaan membaca kata per kata dan mulai berusaha menangkap beberapa kata sekaligus.

Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini dengan menempatkan jari di pipi kanan Anda ketika membaca. Lakukan hal tersebut dan rasakan ketika kepala Anda mulai bergerak dan jari Anda mulai menekan pipi. Ketika itu terjadi maka sadarilah bahwa Anda telah menggerakkan kepala dan hindari hal tersebut. Ulangi terus sampai 2-3 minggu sampai Anda bisa menghilangkan kebiasaan menggerakkan kepala tadi.

Jika menggunakan jari kurang efektif, coba pakai pensil yang ditempatkan pada pipi Anda. Biasanya tekanannya akan lebih terasa dan Anda lebih mudah menyadari kapan telah melakukan gerakan kepala. Selamat mencoba.
4. Regresi

Regresi adalah sebuah kebiasaan membaca bahan bacaan kemudian mengulangnya kembali karena khawatir apa yang baru saja dibaca tidak terpahami. Regresi paling sering dialami mahasiswa yang akan menghadapi ujian apalagi jika sebelumnya tidak punya persiapan. Ketika membaca suatu paragraf akan muncul perasaan kurang yakin bahwa paragraf tersebut telah dimengerti kemudian berusaha mengulang lagi dari awal paragraf atau awal baris sampai beberapa kali.

Ternyata kebiasaaan regresi ini cukup dominan dimiliki seseorang meskipun sudah bisa membaca lebih cepat dari orang kebanyakan. Regresi diangkap suatu cara untuk memastikan pemahaman akan bahan bacaan. Dalam satu halaman, seseorang bisa melakukan regresi 20 sampai 25 kali.

Pada pembaca cepat, regresi juga masih terjadi meskipun dalam frekuensi yang lebih jarang. Untuk menghindari regresi dapat dilakukan dengan berusaha membaca secepat mungkin. Selain itu Anda dapat menggunakan selembar kertas yang digunakan untuk menutupi baris yang sudah dibaca sebelumnya. Dengan cara ini tidak ada kesempatan untuk melihat lagi baris yang sudah dilewati.

Apakah kita tidak boleh melakukan regresi? Bukankah pengulangan dibutuhkan untuk memahami suatu bacaan?

Jawabannya adalah Anda boleh mengulang tapi setelah menyelesaikan suatu bab atau suatu bagian tertentu yang cukup besar. Pengulangan seperti ini diperlukan untuk menguatkan apa-apa yang sudah dibaca untuk diingat dan dipahami dengan baik. Pengulangan jenis ini tidak sama dengan regresi dan akan saya bahas pada posting berikutnya tentang teknik membaca buku teks ataupun buku-buku lain yang relatif tebal.
5. Sub Vokalisasi

Dari namanya kebiasaan buruk yang satu ini punya kemiripan dengan vokalisasi. Bedanya adalah, jika vokalisasi melafalkan bahan bacaan dengan bersuara, maka sub vokalisasi adalah membaca di dalam hati. Ketika melakukan proses membaca Anda membaca dalam hati baik kata per kata, per kelompok kata, atau pun membaca dalam hati dengan cepat.

Sub vokalisasi termasuk yang paling sulit diatasi bahkan oleh pembaca cepat sekalipun. Secara natural ini terjadi dalam diri setiap orang. Sub vokalisasi akan mengganggu jika kecepatan baca Anda menjadi cenderung rendah karena terlalu “menghayati” kata per kata. Adapun bagi pembaca cepat, sub vokalisasi biasanya tidak lagi kata per kata melainkan suatu konteks pemahaman yang “didiktekan ulang” dalam hati atau pikiran Anda.

Dalam proses membaca cepat, indra utama adalah mata yang menangkap kata-kata dan mengirimkan secara cepat ke otak. Otak baik secara sadar maupun di bawah sadar akan memproses kata-kata dan informasi yang masuk dengan sangat cepat. Secara prinsip, semakin cepat Anda mentransfer informasi ke otak, maka semakin cepat proses membaca terjadi.

Untuk menghilangkan sub vokalisasi dapat dilakukan dengan cara membaca secepat-cepatnya melebihi kecepatan Anda biasanya. Dengan cara ini biasanya sub vokalisasi tidak memiliki kesempatan untuk mendiktekan ulang. Pada awalnya mungkin akan ada pengertian atau pemahaman yang hilang. Tapi lama kelamaan sub vokalisasi akan jauh berkurang dan Anda pun akan menjadi pembaca yang jauh lebih cepat.

Demikianlah beberapa kebiasaan buruk dalam membaca yang umum dimiliki seseorang dan cara-cara menghilangkannya. Dengan latihan yang rutin dan serius, saya yakin Anda akan dapat menghilangkan kebiasaan tersebut sehingga membantu Anda menjadi seorang pembaca cepat.

Selamat mencoba.

Rabu, 22 Februari 2012

Ketika Cinta Menghampiri Diri

0diggsdigg
email

Allahu Rabbul Izzati…
Jika Cinta kan menghampiri diri
Jangan biarkan Cinta kepada-Mu hilang di hati..
Perkenankanlah selalu tuk selalu Mencintai-Mu..
Sepenuh hati dan Ketulusan diri

Allahu Rabbul Izzati…
Hanya kepada-Mu Cinta Hakiki
Cinta yang mengantarkan Keindahan sesungguhnya…
Cinta dengan kebersihan jiwa hati..
Cinta untuk mendapatkan Keridhoan-Mu

Allahu Rabbul Izzati…
Cinta itu pasti kan datang menghampiri diri
Berikanlah Cinta kepada seorang insan mulia..
Yang didalam dirinya selalu ada keinginan..
Keinginan dengan tujuan Keridhoan-Mu
Itulah Bidadari Surga Dunia..

Bidadari Surga Dunia..
Berhiaskan Iman dan Taqwa
Wajah indah berseri..
Karena air wudhu keseharian dirinya.

Bidadari Surga Dunia..
Idaman semua wanita sholihah
Cerminan seorang berhati mulia
Yang selalu terpatri dalam dirinya..

Bidadari Surga Dunia..
Ada cahaya yang terpancar di wajah
Menerangi dunia dengan sinar yang menyilaukan
Karena Kemulian dan Keindahan dirinya……

Bidadari Surga Dunia..
Dengan rona merah di wajah
Dengan Senyum semanis madu
Yang selalu menghiasi kecantikannya…

Bidadari Surga Dunia..
Akhlaqul karimah perhiasan dunia
Ilmu sebagai jalan menuju surga..
Dunia menjadi ladang akhirat bagi dirinya
Untuk mencapai Cinta Allah Ta’ala…

Allahu Rabbul Izzati…
Dalam dunia yang merana…
Dunia yang nantinya kan binasa
Dunia kerakusan dan keserakahan manusia..
Dapatkah bertemu dengan dirinya..
Mencintai seorang Bidadari Surga Dunia…
Mencintai karena untuk mendapatkan Keridhoan-Mu

Allahumma Rabbanaa Aamiin….

Ujian Tanda Cinta

0diggsdigg
email

Ilustrasi (nyepsycho.wordpress.com)


Ujian ini hanya sebuah tanda cinta
Tanda cinta dari Sang Maha Pencinta
Jika ku hitung
Maka ujian ini hanya setitik
Sedang nikmat melimpah ruah

Sedetik ragu melintas
Seolah Sang Pencinta menampar keras
Apa ini di sebut cinta??
Hati seolah karam dalam nestapa ujian

Kembali, Sang Pencinta rasuki pikiranku
Bukan, ini hanya ujian
Bersyukurlah
Ini masih tanda cinta
Meski dalam balutan nestapa

Ujian itu seolah menghakimi
Mengadu dalam kesyukuran
Atau mengeluh dalam cacian

Maka ujian adalah sarana peningkatan
Atau penurunan status hamba


Tak Seindah Kisah Cinderella

Waktu terus berlalu, tanpa terasa telah lama kutinggalkan masa remaja yang penuh suka cita dan sedikit duka. Di kala duduk di bangku SMA, saya dan teman-teman sesama wanita sering berkhayal akan masa depan yang kami impikan.

Kebanyakan dari kami ingin kuliah dan tentu saja menikah, menurut kami usia 20 – 23 tahun merupakan usia paling ideal untuk menikah. Sosok suami impian kami tentunya seorang pria yang tergambarkan sangat sempurna dalam khayalan, jika ditarik ‘benang merah’ dari sosok impian kami yaitu dengan kriteria sebagai berikut : tampan, baik hati, sabar, setia, jujur, mapan dan bertanggung jawab.

Itu baru kriteria pria idaman, belum lagi khayalan kami tentang bagaimana kami ingin dilamar, seindah apa pesta pernikahan kami dan tentu saja tentang Happy ending Love Story.

Saya yakin remaja-remaja masa kini pun punya khayalan tak jauh berbeda dengan khayalanku & teman-teman tentang ‘pernikahan sempurna’, dulu kami terbius dengan dongeng-dongeng tentang putri raja yang akhirnya bertemu pangeran tampan, dongeng yang paling melekat sampai zaman sekarang ya Cinderella story, di zaman sekarang faktor yang mengkontaminasi pikiran kaum muda lebih berat lagi karena terlalu banyak sinetron serta film-film korea yang menggambarkan bahwa ‘Bahagia itu’ jika Anda punya pacar tampan, kaya, pintar & terkenal.

Jadi jangan heran bila remaja yang tak cantik & tak tampan biasa di vonis memiliki nasib ’tak bahagia’ karena mereka sudah jelas-jelas bukan pangeran dan bukan pula Cinderella.

Tak bisa dipungkiri bahwa pola pikir seperti ini dipengaruhi oleh media cetak dan elektronik yang biasa kita konsumsi, di mana kebahagiaan diukur oleh ada tidaknya cinta dari makhlukNya, Anda sudah bahagia bila kisah cinta Anda seindah kisah Cinderella.

Satu persatu teman-teman menemukan pangerannya masing-masing, jatuh bangun dan tertatih-tatih untuk sampai di gerbang pernikahan dengan segudang rintangan yang menghadang.

Bertahun-tahun saya menganalisa cara Allah memberikan Jodoh untuk hamba-hambaNya, ada yang sangat mudah hanya kenal sebulan untuk merasa yakin bahwa mereka berjodoh, ada yang berteman lama dan akhirnya memutuskan untuk menikah, dan yang paling banyak ya dengan pacaran dari yang sebentar sampai yang lama, ada yang berjodoh dan tidak sedikit yang gagal.

Di dalam Al Qur’an sebenarnya Allah telah menjelaskan tentang jodoh (saya saja yang telat belajar dan menelaah), salah satunya ada di dalam QS Al Hadid ayat 22: “telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya”, saya sampai pada satu kesimpulan bahwa jodoh itu Pasti, dan akan Allah berikan pada Saat yang Tepat, Tempat yang Tepat serta Orang yang Tepat, karena Allah maha tahu apa yang dibutuhkan oleh HambaNya.

Kisah dari teman-teman yang telah menikah pun tidak berakhir hanya sampai mereka menemukan belahan jiwa mereka, ada banyak suka duka yang mereka hadapi sebagai suami istri, mereka selalu mengatakan ‘kami bahagia dengan pernikahan ini’ tapi cerita yang keluar dari bibir mereka tak jauh dari ‘keluhan dan kekurangan’ pasangan mereka.

Siapapun yang menulis kisah Cinderella, yang pasti dia lupa/sengaja menjadikan akhir kisah ini hanya sampai Pangeran & Cinderella menikah, agar terlihat ending yang sempurna dan menjadi impian hampir semua wanita untuk Bahagia versi Cinderella.

Padahal ending story Cinderella merupakan awal kehidupan baru yang penuh tantangan dan ketidaksempurnaan (makanya tidak diceritakan… ^_^)

Mungkin bila Cinderella bisa curhat tentang pernikahannya, diapun akan menyampaikan keluhan & kekurangan sang pangeran karena manusia memang tercipta tak sempurna.

Di tengah keluhan orang-orang yang telah menikah, saya tetap berazzam bahwa saya tak ingin menapaki bumi sendirian, saya tetap ingin menyempurnakan separuh agama ini dengan menikah walaupun takkan seindah kisah Cinderella saya tetap ingin melangkah menuju waktu yang tepat, tempat yang tepat serta menemukan orang yang tepat, yang telah Allah Ridhai untukku.

“Apakah mereka mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan ‘kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji” (QS. Al-Ankabut : 2)

Untuk teman-teman yang telah menikah, berhentilah mengeluh kawan, karena keluhan takkan membuat kalian lebih dekat dengan SurgaNya.

Untuk teman-teman yang sedang dalam perjalanan menuju waktu yang ditentukan Allah untuk melepas masa lajang, mari kita isi waktu kita untuk memperbaiki diri, agar pada saat bertemu dengan belahan jiwa hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan yang dia dapati pada diri kita.

Teruntuk belahan jiwaku yang masih dirahasiakan Allah,

Doaku senantiasa mengiringi langkahmu

Semoga Allah selalu menjaga kita dari keburukan dunia & akhirat

Baik sebelum maupun sesudah Allah menyatukan kita dengan RidhaNya.

Amien ya Rabb


Hanya Ingin Dengan Engkau

Hati ini kembali terjengkang
Lagi dan lagi
Hanya kepada Allah ku bersandar
Khilaf dan lemahku
Ku serahkan

Kemantapan belum menghampiri
Mungkin Allah belum memberi
Hanya yakin Allah di sisi
Jika aku ingini


Ilustrasi (nyepsycho.wordpress.com)


Engkau pemilik hati
Jatuh bangunnya hamba yang ingini
Ampuni atas coretan noda di hati
Mendahulukan nafsu
Abaikan Engkau

Segala puji hanya untukMu
Ingati hati agar tak makin terjengkang
Karena ini belum berarti
Hanya belaian angin yang menjatuhkan

Selalu ingin dengan Engkau
Selalu ingin ada Engkau
Agar hati ini terjaga selalu

Pesan Kematian

Wahai kawan, kali ini aku ingin kabarkan pesan
Pesan yang tak banyak diperbincangkan
Pesan yang lebih sering ditinggalkan
Pesan tentang kematian

Aku melangkah masuk ke ruang itu
Berdiri, ku hamparkan sajadah merah
Aku tak tahu, ternyata sang utusan telah menunggu
Menunggu waktu, agar perhitungan menjadi tepat tanpa cela
0diggsdigg
email

Ilustrasi (adlin-life.blogspot.com)
Aku kabarkan takbir ke dunia dengan kedua tangan terangkat setinggi kepala
Tiba-tiba semua berubah
Sang utusan telah menghampiri
Terasa perlahan semua menjadi gelap, saatnya terputus nikmat-nikmat dunia

Utusan itu memulai tugasnya
Terasa olehku ruh yang perlahan namun pasti pergi tinggalkan jasadnya
Tak ada yang mampu aku gambarkan, rasanya begitu dalam tak terperi
Semakin jelas, semakin tegas, saatnya berpisah dengan sang fana

Perlahan aku kehilangan segala indrawi
Kaki yang selama ini menopang pun menjadi lemah tanpa daya
Lidah yang kelu mencoba bersaksi akan iman pada Illahi

Aku jatuh
Terjerembab, berdebam di atas lantai kayu coklat tua

Aku masih di sana
Aku mampu melihat
Aku bisa mendengar
Namun, yang jua terlihat tak lain adalah jasadku semata

Aku mendengar ada yang datang
Derap langkah yang sangat ku kenal
Derap langkah yang menemaniku dari awal aku terlahir ke dunia
Derap langkah sang pembawa kehangatan

Manusia pertama yang mengantarkan aku terlahir ke dunia
Ia pula yang pertama menemukan aku pergi tinggalkan dunia
“Ibu!” aku berteriak, namun percuma raga itu tak bergerak
Ia berlari mendekat, dengan segala upaya berusaha bangunkan darah dagingnya yang tergeletak.
Gundah, payah, resah, semua terpancar dari wajahnya yang syahdu

Tiba-tiba segalanya berjalan cepat
Kini jasadku terbaring dengan pakaian putih sederhana
dan
Ibu masih di sana

Tak sedikit pun ada raungan
Tak sedikit pun terucap kesangsian
Hanya wajah sembab manusiawi karena kepergian sang buah hati

Ia usap keningku, wajahnya mendekat dan berbisik, “Ternyata kamu yang Allah panggil terlebih dahulu, Nak. Tak sedikit pun ibu menyesal karena kelak semua akan kembali kepada-Nya. Selamat jalan, Nak, semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kembali di surga-Nya kelak.

Aku bersedih, menyesal
Amalan apa yang telah aku lakukan hingga ada jaminan dapat berkumpul lagi dengan mereka?
Bahkan tak sedikit pun ada jaminan aku mampu mencium aroma surga.

Maka, demi Dzat yang menggenggam nyawaku, visi utama keluarga haruslah pertemuan di surga

“Selamat tinggal, Ibu, semoga Allah berkenan menjawab doamu, maafkanlah anakmu, maafkanlah anakmu, maafkanlah aku”


Kamis, 16 Februari 2012

Allah, Aku Bosan Mengeluh

Allah, aku bosan mengeluh akan keadaanku ini. Keadaan yang Engkau ciptakan adalah untuk sebaik-baik makhluk. Kau beri aku kekurangan, tapi ketika ku Tanya kawan-kawan ternyata aku punya kelebihan. Maka, tak ada alasanku mengumbar kekurangan dan mencaci kelemahan.

Allah, aku bosan mengeluh akan bentuk fisikku. Fisik yang engkau berikan padaku adalah sebaik-baik bentuk. Aku tak Engkau berikan bagian tubuh yang cacat. Aku pun masih dapat berfikir normal. Jika ku lihat di luar sana, masih banyak yang Engkau berikan ujian berupa bentuk fisik yang tak sempurna. Mereka mampu tersenyum, menjadikanku malu untuk mengeluh.

Ilustrasi (inet)


Allah, aku bosan mengeluh akan hidupku. Karena yang Engkau titipkan adalah yang aku butuhkan. Jika aku berkata bahwa ini kurang dan itu kurang, sebenarnya adalah nafsuku yang berkata.

Allah, aku bosan mengeluh tentang semua. Karena ketika aku mengeluh, maka akan terlontar perkataan-perkataan buruk yang aku tau bahwa perkataan sejatinya adalah doa. Maka jika aku mengeluh, sesungguhnya aku telah menciptakan boomerang untuk diriku sendiri.

Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku pahami, kasih sayangMu yang tak terhingga. PemberianMu yang mengalir deras bak aliran sungai. Aku malu jika aku mengeluh. Aku seolah menjadi makhluk yang tak pernah berterimakasih.

Allah, aku bosan mengeluh. Keluhan-keluhan yang ku lontarkan pada setiap orang yang ku temui akan menular menjadi keluhan-keluhan baru. Lalu, apa gunanya aku hidup? Jika yang aku bisa tularkan bukanlah semangat tapi selalu keluhan.

Allah, aku bosan mengeluh. Memperlihatkan segala resah dan gundah pada semua orang. Yang mungkin tidak semua akan memahaminya, karena yang ku tahu masing-masing dari mereka juga memiliki beragam masalah.

Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku sadari arti hadirMu. Bukan hanya suatu Dzat yang menciptakan alam semesta, tapi Engkau adalah sebaik-baik kawan yang selalu setia mendengar, memahami dan memberi solusi. Jadi, kepadaMu-lah sepantasnya semua keluhan terlontar.

Allah, aku bosan mengeluh tatkala Engkau berikan apa yang bukan menjadi inginku. Karena aku tahu, bahwa Engkau lebih tahu aku daripada diriku sendiri. Engkau berikan ini meskipun terlihat buruk bagiku, tapi sebenarnya ada sesuatu yang luar biasa jika ku pahami dan ku pikirkan.

Allah, aku bosan mengeluh. Karena tiap kali aku mengeluh, tanpa sadar aku telah mengejekMu secara tidak langsung. Mengejek ketidaksempurnaan ciptaanMu. Padahal Engkaulah sebaik-baik pencipta. Aku berharap Engkau tidak murka akan kelakuanku. Ampuni aku ya Rabb…

Allah, aku bosan mengeluh. Tanpa sadar aku menjadi hamba yang kufur. Bisa saja Engkau langsung binasakan aku, tapi Engkau Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Aku yang senantiasa membutuhkanMu bukan sebaliknya. Kau beri aku kesempatan untuk memohon ampun.

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”” (QS. Luqman: 12)

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)

“Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”” (QS. Ibrahim: 8)

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 21)

Temukan Kebahagiaan Sejati dalam Rasa Syukur

Bismillahirrahmanirrahiim.

Siapa yang tidak ingin jadi pemenang atau menjadi yang terbaik? Jika dunia ini adalah kompetisi maka mereka yang ada di dunia pasti berlomba-lomba agar menjadi yang terbaik. Berbeda dengan hukum rimba, siapa yang menang akan bertahan hidup, memiliki wilayah hingga menguasai hutan. Lalu yang kalah, bersiaplah menjadi mangsa dan menemui ajal. Jika begitu, tak ada pilihan selain menang dalam hukum rimba. Apakah sama kehidupan mereka dengan kehidupan manusia? Dimana hanya ada satu pemenang dan dialah yang bisa bertahan hidup. Tentu tidak. Inilah salah satu


Ilustrasi (inet)


perbedaannya. Dalam kehidupan manusia terdapat banyak pemenang. Banyak bidang dimana kita bisa menjadi yang terbaik. Ada orang yang unggul di bidang jurnalistik, akademis, tata boga, bahasa, atau bidang lainnya. Lantas bagaimana jika kita merasa tidak mahir dalam bidang apapun? Atau tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan? Ungkapan yang biasa dikatakan jika hal tersebut terjadi adalah “Aku tidak bahagia”.

Ada satu hal yang mungkin dilupakan oleh sebagian orang dan sebenarnya adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu qana’ah. Satu kata yang dapat memberi makna lebih dalam kehidupan kita, satu kata yang dapat menentramkan hati, satu kata yang sulit kita amini dalam prakteknya. Qana’ah atau merasa cukup merupakan wujud rasa bersyukur kita terhadap Allah SWT dan darinyalah kita dapat terhindar dari kekufuran juga keputusasaan. Manusia memang tidak pernah merasa puas, namun manusia juga butuh kebahagiaan sehingga manusia-lah yang akhirnya harus memilih untuk mensyukuri apa yang ada atau mengikuti nafsu akan ketidakpuasannya dalam segala hal. Sesuai dengan hadits berikut,

Abdullah bin Amru RA berkata: Bersabda Rasulullah SAW, sesungguhnya beruntung, orang yang masuk Islam dan rezkinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya. (HR. Muslim).

Robert Emmons, seorang professor psikologi dari University of California-Davis dan peneliti lainnya mengatakan bahwa bersyukur adalah “faktor yang terlupakan” dalam mencari kebahagiaan. Mereka juga menambahkan bahwa dengan bersyukur, kita dapat mencapai dan mempertahankan ketenangan dan kepuasan lahir dan batin. Selain itu, bersyukur juga dapat ‘memberantas’ depresi yang selama ini dapat melahirkan beberapa penyakit karena menyebabkan disfungsi sistem imun.

Selain dapat menyehatkan fisik dan mental, tentunya Allah akan menambah rizki setiap hambaNya yang bersyukur. Hal ini tertera dalam firmanNya dalam surat Ibrahim ayat 6,

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Satu lagi yang merupakan realisasi rasa bersyukur terhadap Allah SWT yaitu dengan bersedekah. Tidaklah rugi orang yang bersedekah karena Allah senantiasa melipatgandakan setiap rupiah ataupun barang yang kita berikan untuk mereka yang membutuhkan. Bahkan, mendapatkan kemuliaan di mata Allah SWT.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah SWT akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena Allah SWT, Allah SWT akan mengangkat (derajatnya).” (HR. Muslim)

Jadi, untuk mencapai kebahagiaan, kita harus membayarnya dengan bersyukur. Salah satu bentuk rasa bersyukur yakni dengan selalu bersikap qana’ah dan bersedekah. Senyum, yang merupakan bagian dari sedekah, akan mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri juga lingkungan sekitar. Sebuah siklus yang unik.

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” (HR. At –Tirmidzi)

Wallahu’alam bishawab.

footer widget