Club Cooee

Jumat, 03 Februari 2012

Sebentuk senyum dibinar purnama

"Bunda, puasa itu wajib ya? kata bu guru ila, puasa itu wajib buat semua muslim", tanya nabila sepulang sekolah.
"ila juga mau ikutan puasa ah, supaya dapat pahala dan masuk syurga", lanjutnya.
"ila mau masuk syurga nda, ila mau jumpa Allah", ia masih melanjutkan kalimat penuh antusias dari bibir mungilnya.
"kalau ila masuk syurga, ila bisa jumpa ayah ya nda?"
"tapi nanti siapa yang jagain bunda?"
Aku hanya tersenyum mendengar celotehannya, seperti biasa ia akan terus berceloteh riang tanpa henti.
"Iya sayang, jadi ila jg mesti belajar puasa dari sekarang ya supaya Allah makin sayang sama ila", sahutku bahagia mendengar semangat putri kecilku itu.

Ketika mengantarnya tidur ia kembali mengingatkan untuk membangunkannya saat sahur nanti. Ia berbisik ditelingaku saat aku mengecup keningnya ditempat tidur, "nda, kalau besok ila puasa penuh, do'ain ila cepat jumpa ama Allah ya", pintanya polos.
Deg!! Ada perasaan lain menyergapku. Ah segera kutepis rasa aneh itu. seharusnya aku bersyukur ia tidak seperti teman-teman sebayanya yang sulit diajak belajar berpuasa. Aku mengiyakan dan hanya mengangguk dalam diam, ribuan syukur kupanjatkan padaNya karena telah menganugerahkanku seorang putri kecil yang luar biasa.

Di sepertiga terakhir malamku, kembali kutumpahkan airmata kesyukuran atas karuniaNya memberiku Nabila di sebuah episode kehidupanku. Kuhiba segunung pinta agar Dia selalu menjaganya ditiap desah nafas yang Ia berikan. Tiada lain yang kuinginkan selain menjadikan putriku seorang wanita shalihah bidadariMU didunia.

Nabila terlihat begitu bersemangat menyantap sahurnya. ia mengambil sayur yang biasa enggan disentuhnya tanpa kuminta. benar-benar sahur pertama yang begitu berkesan bagiku, sama seperti sahur pertama beberapa tahun lalu saat aku merasakan berpuasa pertama dengan status baruku sebagai seorang istri dari lelaki pilihan yang dipilihkanNya.

Pagi ini sebelum mengantar nabila ke sekolah, kusempatkan mampir ke toko peralatan kue untuk membeli beberapa bahan yang kubutuhkan. kuajak nabila turun dan kugandeng ia masuk kedalam toko. Aku sibuk memilih beberapa bahan hingga tak sadar bahwa nabila tak lagi disampingku. tiba-tiba kudengar beberapa wanita menjerit dan orang-orang berlarian diluar toko. aku tersadar nabila tak ada didekatku. aku panik dan ikut berlari keluar karena aku tak bisa menemukannya didalam toko.

aku berlari kearah kerumunan orang ramai dan sesaat kurasakan bumi seolah berhenti berputar. Bumi tempatku berpijak seakan-akan menarik segenap kemampuanku tuk bergerak. didepanku nabila tergeletak dengan baju seragam putihnya yang berlumuran darah. Segera kudekap ia erat dan menggendongnya sigap. aku dibantu beberapa orang disekitar lokasi segera melarikan buah hatiku ke rumah sakit. didalam mobil kudengar orang2 mengatakan bahwa putriku adalah korban tabrak lari. sungguh aku tak peduli bagaimana kejadian sebenarnya atau siapapun pelakunya, bagiku saat ini yang terpenting adalah menyelamatkan nyawa putri mungilku. sepanjang perjalanan tak henti-hentinya aku beristighfar, mengajak bicara putriku dan memintanya bertahan.

Nabila mengeluarkan desah2 kecil yang berusaha kutangkap, "nda, sakit...kepala ila nda", jelas terlihat ia menahan sakit yang tak tertahankan. sekuat tenaga aku berusaha menyimpan tangisan yang sudah menyesak di dada. aku tak boleh terlihat menangis karena itu akan membuatnya lebih sakit dan panik. aku harus terlihat tenang agar semangatnya muncul untuk berjuang melawan sakitnya.
"ila sabar ya sayang, kita hampir sampai ke rumah sakit. bunda tau anak bunda kuat, ila harus bertahan ya sayang, Allah pasti bantu ila supaya sembuh", ah derai itu sulit sekali terbendung saat melihat raut wajah bidadari kecilku yang pucat menahan sakit. Darah terus mengalir dari pelipisnya.
"nda, Allah sayang ila kan....Allah mau kan jumpa ila", parau suaranya masih bisa terdengar ditelingaku. sebuah senyuman tersungging dibibir mungilnya. senyuman terindah yang pernah ia punya. Ah, semakin erat dekapanku seolah ia tak ingin kulepaskan lagi. aku seolah terseret ke peristiwa 2 tahun silam saat aku berada diposisi yang sama, mendekap seseorang yang sudah menjadikanku permaisuri ditaman hatinya meregang nyawa setelah sebuah mobil menabraknya tepat didepan pintu gerbang setelah mengantarkanku ke sekolah tempatku mengajar. Masih terpahat dingatan senyuman terakhir yang diberikannya sore itu. Ya Rabb...kuatkan hamba.......

sampai di rumah sakit ila segera dilarikan ke ruang gawat darurat. Dokter memintaku untuk menunggu didepan ruang operasi karena ternyata ila harus segera dioperasi disebabkan pendarahan hebat dikepala dan punggungnya. Aku merasa detik demi detik merambat begitu perlahan di ruang tunggu itu. Setelah hampir 2 jam menghabiskan waktu dengan kecemasan yg sulit digambarkan didepan ruang operasi itu, akhirnya aku menyeret langkahku kearah musalla diujung koridor tuk mengadukan segala gundah yg kurasakan diatas sajadah cintaNya.

setulus kalbu kupinta dan kurayu pada sang pemberi hela nafas agar Ia menyembuhkan putri kecilku. Namun disebalik semua itu aku hanya meminta yang terbaik dariNya untuk cahaya mataku itu, karena aku yakin apapun yang diputuskanNya maka itu adalah yang terbaik untuknya, untukku dan untuk semuanya. Aku hanya meminta Dia memberiku kekuatan melalui semua ini. ketenangan semakin kurasakan saat lirih ayat-ayat cintaNya itu kulafazkan lirih. ada rasa damai yang tiba-tiba hadir menyelusup di sanubari.

Kembali ke ruang tunggu kujumpai seorang wanita separuh baya yg kurasakan jg sedang menghadapi gundah yang sama. Ah ruang ini..bangunan ini...seakan airmata, kegelisahan dan kecemasan tersketsa ditiap sudut rumah sakit.

Setelah hampir 4 jam menunggu dengan kecemasan yang sulit dilukiskan, dokter itu keluar dan menatapku dengan tatapan sendu....... aku hafal sekali tatapan itu....tatapan yang sama saat lelaki yang telah menjadikanku sempurna sebagai seorang ibu itu dibawa masuk keruang operasi, tatapan serupa saat wanita yang menjadi perantara hadirku kedunia harus melawan maut dimeja operasi itu...... Ya Allah kupinta kekuatan dariMU
"nda, kalau besok ila puasa penuh, do'ain ila cepat jumpa ama Allah ya" terdengar lagi pintanya semalam...
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...

kulihat wajah nabila pucat seperti kapas...namun diwajahnya senyum manis itu tak jua sirna, tak lagi kulihat sebuah derita disana, yang tersisa hanya sebuah senyuman yang mengiringinya menghadap sang pemilik kehidupan. senyum yg juga diberikan ayahnya saat ia pergi meninggalkan dunia fana ini. airmata tak lagi bisa kubendung saat kutatap lekat wajah bidadari kecilku itu, seolah ingin kupahat tiap detil wajahnya didinding hati agar sketsa itu takkan pernah pudar tuk selamanya.

Selamat jalan sayang...kau pergi disaat mulia...disaat kau mulai meraba arti kehidupan diusiamu yg belia...disaat kau mulai tertatih belajar mencintaiNya...di ramadhanmu yang pertama....
kau dapatkan kebahagiaan orang yang berpuasa nak... kebahagiaan akan perjumpaan denganNya

Bunda mencintaimu nak...sangat....
namun ternyata cintaNya padamu telah menguntum saat cinta bunda masih berputik...
Bunda sadar cintaNya akan lebih bisa membuatmu bahagia
Dia jauh lebih mencintaimu sayang....hingga Dia tak rela kau dibius cinta dunia, karena itu Ia ingin kau ada disisiNya.
Bunda janji ,,, bunda akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa memelukmu lagi sayang...do'akan bunda ya nak
Bunda sayang ila..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget