Club Cooee

Kamis, 23 Februari 2012

Meminta dan Memberi Maaf

Berdasarkan sebuah penelitian, salah satu hal yang paling sulit dilakukan orang adalah meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain. Walaupun seseorang menyadari kesalahannya, meminta maaf kepada orang yang telah disakiti bukanlah perkara mudah. Ada rasa gengsi ataupun ego yang menghalangi seseorang untuk bisa berkata, “Aku telah bersalah. Aku meminta maaf atas tindakan yang telah kulakukan dan berharap kamu dapat memaafkan aku.”

Sama halnya meskipun seseorang sudah bisa menahan rasa sakit akibat kesalahan yang dibuat orang lain, memaafkan orang tersebut juga bukan perkara mudah. Rasa yang tergores seolah tak bisa lepas dari ingatan dan terus membekas. Dalam sebuah judul lagu disebutkan, “Forgiven not Forgotten”. Aku memaafkan tapi aku tidak bisa melupakan kesalahanmu. Apakah ini yang dinamakan memberi maaf?

Urusan meminta dan memberi maaf yang sulit ini tidak hanya terjadi antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Bahkan tak jarang seseorang sulit meminta dan memberi maaf kepada orang-orang terdekat yang hidup serumah sekalipun. Seorang anak sulit memaafkan orangtuanya, seorang suami enggan meminta maaf kepada istrinya, seorang adik tidak bisa melupakan kesalahan kakaknya.
Jadilah Engkau Pemaaf

Agama mengajarkan kita agar dengan lapang dada memberi maaf kepada orang yang telah berbuat salah. Bagaimanapun juga manusia sering lupa dan khilaf. Memberi maaf kepada orang atas ketidaksengajaannya adalah keutamaan buat orang yang sempat tersakiti. Dan memberi maaf atas tindakan buruk orang lain juga sebuah keutamaan jika itu bisa dilakukan.

Adalah Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersifat pemaaf. Ketika beliau melewati jalan dan sering diganggu oleh orang yang tidak suka dengannya, beliau selalu memaafkan. Sampai akhirnya ketika orang yang suka mengganggu itu sakit maka Rasulullah adalah orang pertama yang datang menjenguknya. Jika kita bicara sejarah lain dikisahkan bagaimana Nabi Muhammad mendapat perlakuan yang buruk dari masyarakat Thaif, sampai-sampai malaikat datang dan menanyakan apakah perlu masyarakat yang berlaku buruk tersebut dihukum, Nabi meminta untuk memaafkan mereka karena mungkin mereka belum tahu.

Memberi maaf bukanlah menunjukkan seseorang itu lemah atau tidak mampu membalas. Suka memaafkan justru menunjukkan sifat keutamaan dan kemuliaan seseorang karena ia belajar dari sifat Allah yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun seberapa besar pun kesalahan yang pernah dilakukan hamba-Nya. Sikap pemaaf menunjukkan seseorang memilih jalan yang dekat dengan keridhoan Allah ketika sebenarnya dia bisa menuntut balas atas kesalahan orang lain.
Meminta Maaf Dengan Segera

Jika kita telah belajar memaafkan orang lain, maka kita pun harus belajar untuk meminta maaf atas kesalahan dan kekeliruan kita. Banyak orang lebih rela melakukan apa saja yang lebih sulit daripada harus meminta maaf. Inilah bentuk-bentuk kesombongan di mana seseorang merasa dirinya sedemikian besar sehingga malu dan tidak bersedia meminta maaf.

Dalam interaksi suami istri tak jarang hal tersebut juga sering terjadi. Dalam rumah tangga tentu terkadang ada perselisihan, perbedaan pendapat, atau hal-hal yang tidak disukai dilakukan oleh seseorang kepada pasangannya. Yang paling berbahaya adalah jika salah satu diantara mereka tidak ada yang berinisiatif meminta maaf terlebih dahulu. Memilih jalan ishlah daripada mempertahankan ego dan perselisihan. Situasi seperti ini sangat berbahaya karena setan akan menghembuskan benih-benih pertentangan yang lebih besar lagi ketika pasangan suami istri masing-masing enggan meminta maaf kepada pasangannya.

Agama mengajarkan kita untuk segera meminta maaf ketika menyadari kesalahan. Kita beristighfar mohon ampun kepada Allah segera setelah menyadari adanya perbuatan dosa, kekeliruan, niat yang buruk yang sempat muncul dan kita lakukan. Kita juga bersegera mendatangi orang yang terlanjur tersakiti akibat perbuatan kita dan meminta maaf darinya. Dengan meminta maaf, kita sebenarnya sedang menyelamatkan diri kita dan berusaha menghapus kesalahan yang telah terjadi.
Bagaimana Agar Mudah Meminta Maaf dan Memaafkan?

Banyak orang berkata, “Ya, meminta maaf atau memafkan orang lain mudah diucapkan, tapi khan tidak mudah dilakukan.”

Benar, memang hal tersebut tidak mudah dan butuh perjuangan sampai Allah membantu kita mudah melakukannya dalam keseharian. Tips sederhananya adalah biasakan segera meminta maaf atas apapun yang kita rasa tidak tepat. Misalkan kita terlambat 5 menit untuk menghadiri suatu janji dengan teman, mintalah maaf atas keterlambatan tersebut meskipun teman kita bisa saja menganggap tidak ada masalah. Ketika kita berbicara sesuatu yang bisa menyinggung orang lain, segeralah minta maaf jika kita menyadarinya, meskipun orang yang kita khawatirkan tersinggung bisa jadi tidak merasa apa-apa. Dengan cara ini kita berusaha mengikis ego pribadi, meruntuhkan rasa ingin dihormati, dan berhati-hati dalam bertindak.

Hal serupa dapat dilakukan untuk memaafkan orang lain. Bersegeralah memafkan orang lain meskipun kita dalam posisi mampu membalas perbuatannya. Ingatlah bahwa seseorang yang bersalah tidak selalu karena kesengajaan. Mungkin orang tersebut sedang khilaf, tidak menyadari bahwa ucapannya menyinggung, atau tidak tau bahwa perbuatannya berakibat buruk. Kalau pun orang tersebut melakukan kesalahan dengan sengaja, bisa jadi saat itu dia dikuasai oleh sifat buruknya dan kita mendoakan semoga dia dapat berubah. Tak jarang memaafkan lebih sulit karena hati telah tergores, perbuatan salah yang dilakukan orang telah membekas di diri kita. Untuk itu ingatlah bahwa Allah Maha Pemaaf kepada kita. Berapa banyak kesalahan yang telah kita lakukan kepada-Nya? Dan seberapa sering Allah telah memafkan kita atas kesalahan tersebut? Bukankah kita ingin menjadi hamba-Nya yang juga bisa memaafkan kesalahan makhluk-Nya?

Semoga Allah membimbing saya dan Anda agar senantiasa bersegera meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain.

Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. QS. Al-A’raf 7:199

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. QS. Al-Fushilat 41:35

Yang paling patut mengampuni ialah orang yang paling memiliki kemampuan untuk menghukum. Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget