Club Cooee

Selasa, 20 September 2011

Daging Merah Dan Kanker

Daging merah adalah jenis daging yang berasal dari sapi, kambing, babi, dan kuda. jenis daging ini berwarna merah karena mengandung senyawa heme. Selain daging merah, ada juga jenis daging lain yaitu daging putih. Daging jenis ini dapat diperoleh dari ayam, bebek, dan ikan. Kedua jenis daging ini tidak hanya berbeda dari segi warna saja, dampak kesehatan dari mengonsumsi kedua jenis daging ini pun berbeda.

Bagi seorang vegetarian, memakan daging hukumnya “haram”. Namun justru pengharaman inilah yang telah menyelamatkan vegetarian dari penyakit kanker yang mungkin menggeroroti tubuhnya. Ini tidak berlebihan, karena daging telah sejak dahulu diperkirakan dapat meningkatkan risiko munculnya beberapa jenis kanker.

World Cancer Research Fund menyebutkan bahwa daging merah dan daging terproses (seperti sosis dan corned beef) dapat menyebabkan kanker kolorektal (kanker di daerah usus besar, rektum, dan appendix). Sementara, penelitian lain menunjukkan bahwa banyak mengonsumsi daging merah dan daging terproses dapat meningkatkan risiko mengalami kanker esofagus, lambung, pankreas, paru-paru, endometrium, dan prostat.

Mengapa daging merah bisa menyebabkan kanker? Jawabanya tidak hanya terletak pada daging itu sendiri melainkan juga pada proses pengolahannya. Setidaknya hingga saat ini terdapat empat teori yang mampu menjawab pertanyaan tersebut:

1. Proses memasak daging merah dapat menyebabkan pembentukan senyawa pencetus kanker.

Daging merah yang dimasak dengan cara dipanggang maupun dibakar dapat menghasilkan senyawa karsinogen berikut ini:

• heterocyclic amines (HCA)
• 2-amino-1-methyl-6-phenyl-imidazo{4,5-blpyridine (PhIP)
• 2-amino-3,8-dimethylimidazo[4,5-aquinoxaline (MeIQx)
• polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH)
• benzofalpyrene

Senyawa-senyawa pencetus kanker ini tidak serta-merta terdapat dalam daging. Proses pemasakan akan memengaruhi jumlahnya, berkaitan dengan reaksi kimiawi di dalam daging merah. HCA banyak ditemukan pada cairan yang dikeluarkan oleh daging saat dimasak dan pembentukan HCA dipengaruhi oleh beberapa hal di bawah ini:

• Waktu pemasakan: semakin lama memasak daging maka HCA yang terbentuk akan semakin banyak.

• Suhu pemasakan: suhu optimal untuk pembentukan zat ini adalah antara 150 hingga 200 C.

• Teknik pemasakan: proses pemanggangan dan pembakaran akan menghasilkan HCA yang lebih banyak dibandingkan teknik masak lainnya.

• Perendaman: perendaman sebelum memasak daging dapat mengurangi kadar HCA saat dimasak.

• Thawing (pengembalian makanan pada suhu normalnya setelah dibekukan): proses thawing dengan menggunakan microwave oven sebelum memasak daging dapat mengurangi kandungan HCA dalam daging.

• Mengonsumsi daging dapat menyebabkan reaksi antara NO dan N2O3 dengan amine di saluran cerna.

Di dalam daging merah sering ditemukan komponen yang disebut dengan nitrosating agents. Zat tersebut dapat berupa NO dan N2O3. Jika salah satu dari kedua jenis zat itu bereaksi dengan amine di dalam saluran cerna, maka terbentuk zat yang disebut N-nitroso compound. Zat ini dapat menyebabkan mutasi pada percobaan in-vitro (di luar tubuh manusia) namun efeknya pada manusia masih menjadi perdebatan.

• Daging merah akan meningkatkan asupan lemak harian.

Teori ini menjelaskan bahwa lemak yang terdapat dalam daging merah dapat meningkatkan konsentrasi asam empedu dan asam lemak di dalam usus besar. Kondisi ini akan memengaruhi membran di sekitar usus besar sehingga menyebabkan gangguan pada daerah tersebut.

• Zat besi dalam daging dapat menyebabkan pembentukan oksigen radikal di saluran cerna.

Teori yang terakhir menyebutkan bahwa zat besi (heme) yang terdapat dalam daging merah dapat menyebabkan pembentukan oksigen radikal atau radikal bebas di usus besar sehingga memicu terjadinya kanker. Teori ini setidaknya mampu menjelaskan mengapa daging merah Iebih berbahaya dibandingkan daging putih. Sebab kadar heme dari daging merah Iebih tinggi 10 kali dibandingkan daging putih.

Pada percobaan dengan hewan, Sesink et al. (1999) menemukan bahwa daging merah dapat menyebabkan terjadinya kolon karena kandungan heme yang dimilikinya Iebih tinggi dibandingkan daging putih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget