Club Cooee

Selasa, 09 Agustus 2011

Waktu Panen Kayu Jabon

Secara umum, harga kayu premium (tertinggi) dapat diperoleh untuk kayu-kayu dengan ukuran diameter lebih dari 30 cm. Untuk mendapatkan ukuran kayu dengan diameter tersebut maka ukuran diameter harus setinggi dada (istilah kehutanan adalah dbh atau diameter at breast height). Ukuran tersebut dapat dihasilkan oleh tanaman jabon paling cepat pada umur 4 tahun, yakni dengan syarat kondisi tanah dan lingkungan tumbuhnya harus optimal. Jika pohon ditebang pada saat diameter setinggi dada 30 cm, potongan-potongan selanjutnya akan lebih kecil dari 30 cm. Namun demikian, saat ini kayu dapat dijual dengan ukuran-ukuran lebih kecil karena mesin-mesin telah berkembang dan semakin efisien sehingga mampu mengolah berdiameter kecil. Teknologi pengeringan, pengawetan, dan pewarnaan juga telah mampu mengatasi kelemahan kelemahan kayu muda berukuran kecil.

Pemanenan hasil dari tanaman jabon dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk produksi bahan baku pulp dan bahan baku korek api. Jabon dipanen saat berumur 5 tahun, sedangkan untuk tujuan kayu jabon dapat dipanen saat berumur 10 tahun. Namun, waktu pemanenan tersebut juga sangat tergantung pada kondisi tanah dan diameter pohon yang dihasilkan. Pada rotasi 30 tahun, tegakan akhir tanaman jabon mencapai tinggi rata-rata 38 m dan diameter 65 cm dengan volume tebangan akhir mencapai 350 m3/ha. Semenara itu, hasil penjarangan termasuk seluruh cabang-cabang kayu berdiameter 7 cm adalah 23 m3/ ha.

Pemanenan kayu dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya dapat dilakukan sendiri oleh pemilik pohon dengan peralatan seadanya (gergaji tangan), menyewa tenaga penebang dengan menggunakan gergaji mesin, atau dilakukan oleh pembeli kayu yang biasanya telah memiliki tenaga-tenaga penebang profesional. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau agar kandungan air kayu rendah. Kondisi ini akan membuat kayu lebih ringan sehingga pada waktu ditebang dapat mengurangi risiko kayu mengalami pecah. Selain itu, kandungan air kayu yang rendah mempermudah industri pengolahan kayu dalam melakukan proses pengeringannya.

Pohon jabon memiliki kemampuan copice (setelah ditebang akan tumbuh tunas baru)yang tinggi. Dengan demikian, sekali menanam dapat dipanen 2-3 kali. Setelah panen pertama, beberapa minggu kemudian akan kembali bermunculan tunas-tunas baru pada tunggaknya. Belum ada informasi mengenai standar pemeliharaan tunas-tunas jabon, tetapi jika mengacu kepada standar pemeliharaan tunas-tunas pada jenis pohon sengon, tunas-tunas ini akan dibiarkan selama 1 tahun sehingga akan dihasilkan tunas-tunas yang tumbuh lurus ke atas. Setelah berumur satu tahun, pilih satu tunas yang terbaik untuk dipelihara menjadi pohon kembali yang selanjutnya akan dipanen pada umur 4-5 tahun. Setelah pohon yang berasal dari tunas ini ditebang, tunas-tunas yang dihasilkan dapat dipelihara dan dipanen kembali seperti halnya tunas pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget