Libur Lebaran yang lalu, saya menyelesaikan buku The Ultimate Book of Mind Map karangan Tony Buzan - tokoh pencipta Mind Map. Ini adalah buku Mind Map kedua yang saya baca dari pengarang yang sama setelah How To Mind Map.
Jika pada buku “How To Mind Map” Tony Buzan menjelaskan dasar-dasar Mind Map dan bagaimana membuatnya, maka pada “The Ultimate Book of Mind Map” pembahasan ditekankan pada aspek sejarah, tokoh dan bagaimana Mind Map digunakan sebagai alat pembelajaran. Di dalamnya banyak diceritakan bagaimana para tokoh mencatat mirip Mind Map menggunakan diagram, grafik, gambar dan teknik asosiasi lainnya. Tokoh tersebut diantaranya: Leonardo Da Vinci, Charles Darwin, Thomas Alfa Edison dan masih banyak lagi. Buku tersebut juga membahas lebih jauh struktur dan kemampuan otak, bagaimana melakukan latihan buat otak serta bagaimana kebugaran dan aktivitas fisik yang baik akan mendukung kemampuan berpikir, menganalisa serta mengambil keputusan. Pembahasan ditutup dengan aplikasi Mind Map dalam berbagai bidang kehidupan mulai pribadi, pembelajaran dan bisnis.
Karena saya ingin memahami buku ini secara mendalam, maka saya mencoba membuat catatan Mind Map pribadi. Catatan ini akan berguna untuk menguji pemahaman sekaligus membantu mengingat kembali apa-apa yang telah saya pelajari. Sebelumnya saya terbiasa meringkas satu bab buku dalam selembar Mind Map dan sekarang saya mencoba mencatat seluruh buku dalam satu lembar Mind Map saja. Dan inilah selembar catatan yang mampu merangkum buku setebal kurang lebih 230 halaman.
Jika Anda perhatikan catatan ini cukup sederhana. Pertama, saya memulainya dengan menuliskan topik utama yakni judul buku itu sendiri. Kedua, saya menentukan cabang utama yang merupakan pokok pikiran buku tersebut. Dalam hal ini setiap bab mewakili satu cabang utama. Ketiga, saya menentukan pokok pikiran penting dan detail tertentu dari setiap bab yang perlu saya ingat untuk jangka panjang.
Seperti yang diceritakan di depan, ini merupakan pengalaman pertama saya meringkas keseluruhan buku dalam selembar Mind Map. Sebelumnya saya terbiasa meringkas buku teks kuliah per bab, satu lembar setiap babnya. Anda bisa melihat catatan model ini pada posting sebelumnya tentang Mind Map.
Tantangan utama yang saya rasakan dalam membuat Mind Map untuk keseluruhan buku adalah bagaimana memberikan ruang yang cukup untuk melakukan eksplorasi pokok pikiran utama di setiap bab. Ada kalanya cabang dalam satu bab memakan tempat cukup banyak sehingga menyisakan tempat terbatas untuk bab lain.
Ada yang menarik ketika berusaha meringkas buku ke dalam Mind Map yaitu Anda harus memahami buku tersebut terlebih dahulu. Mind Map merupakan catatan aktif dengan mengandalkan pokok pikiran yang dikaitkan satu sama lain. Seseorang tidak akan bisa membuat Mind Map sebelum dia sendiri memetakan dalam kepalanya apa yang hendak dicatat. Dengan demikian, proses mencatat sekaligus menjadi proses belajar. Ketika menentukan kata kunci yang dipakai, sebenarnya kita juga sedang memilih kata yang memiliki asosiasi paling kuat sehingga mampu mengingatkan kembali pada pembahasan dalam buku. Ini adalah kekuatan penting Mind Map yang menjadikannya sebuah alat untuk belajar, sekaligus alat untuk mengingat. Dengan membuat Mind Map pribadi, sebenarnya kita tidak hanya memiliki catatan di atas kertas, tetapi juga catatan di dalam kepala lengkap dengan seluruh asosiasinya.
Hal ini jauh berbeda dengan catatan konvensional di mana orang bisa mencatat tanpa harus memahami. Mungkin Anda masih ingat masa-masa sekolah dulu ketika diminta mencatat apa-apa yang ada di papan tulis atau didiktekan oleh pengajar. Dengan demikian, sering terjadi orang mencatat apa-apa yang tidak dipahaminya. Masalah muncul ketika catatan tersebut dibaca kembali, ternyata tidak dimengerti.
Adapun aspek penting lainnya ketika membuat Mind Map adalah Anda berusaha merumuskan pemahaman dan pengertian sendiri tentang buku yang dibaca. Ini sangat penting karena yang dicatat adalah pemahaman kita sebagai orang yang sedang belajar, bukan semata-mata apa yang dituliskan oleh pengarang. Karena kita yang membuat, maka isinya adalah bahasa internal yang biasa kita pakai sehingga sangat mudah diingat dan di-recall kembali ketika diperlukan.
Dengan mencatat pemahaman, tak jarang kita akan mengalami a-ha moment, yakni saat-saat di mana kita mendapat inspirasi atau pengertian baru dari apa yang dicatat. Ibarat seorang yang sedang mendiktekan pemahaman kepada dirinya sendiri, tiba-tiba muncul suatu pengertian, pemahaman, ataupun hubungan antara topik yang dibahas dengan tema-tema berkaitan yang pernah dipelajari sebelumnya. Mirip kisah Newton menemukan inspirasi hukum gravitasi ketika melihat buah apel jatuh dari pohon. Inilah kekuatan penting yang sangat berharga jika Anda membiasakan mencatat dengan cara seperti ini.
Buat Anda yang belum pernah mencoba, saya sarankan untuk mulai mencobanya mulai sekarang. Insya Allah Anda akan merasakan manfaat yang banyak. Untuk panduan lengkap membuat Mind Map dapat Anda baca dalam posting terdahulu berisi penjelasan Mind Map secara rinci dan Mind Map sebagai Teknik Mencatat Kreatif.
Source : http://www.muhammadnoer.com
ya, biarpun kurang mengerti, tapi kan bisa dipahami lagi kapan2 kalau ada catatannya
BalasHapus