Dikutip dari MSN Health, Senin (21/6/2010), kotoran di sela-sela gigi tidak hanya membuat gigi tampak kotor karena berwarna kekuningan. Lebih dari itu, warna kuning juga menandakan adanya bakteri yang tumbuh di tempat itu.
Menurut Dr Eugene Antenucci dari Academy of General Densistry, pertumbuhan plak yang berlebihan bisa memicu gingivitis yang akan mengawali kerusakan gusi. Gingivitis menyebabkan inflamasi atau radang dan perdarahan, yang disusul dengan melunaknya jaringan gusi yang memicu resesi (kondisi turunnya gusi sehingga akar gigi kelihatan).
“Anda akan tampak tua dengan gusi yang renggang, tipis dan tidak rata,” kata Antenucci yang berpraktik sebagai dokter gigi di Huntington, New York.
Tidak cukup sampai di situ, kerusakan gusi juga memicu masalah lain yang lebih serius dalam kaitannya dengan proses penuaan. Dr Donald S Clem dari American Academy of Periodontology Foundation mengaitkannya dengan kerusakan tulang wajah.
“Ketika kerusakan gusi mulai berimbas pada tulang, maka akan terjadi perubahan pada bentuk wajah. Adanya gigi yang tanggal menyebabkan perubahan pada tulang rahang, yang memicu masalah periodontal lebih lanjut yaitu pipi dan bibir tampak mengendur, munculnya keriput di daerah tersebut,” ungkap Dr Clem.
Ketika masalahnya sudah menyangkut tulang wajah, para pakar sepakat bahwa operasi plastik tidak akan dapat mengatasinya. Sebab prosedur bedah kosmetika semacam itu umumnya lebih ditujukan untuk membentuk dan mengencangkan kulit saja.
“Bahkan jika gigi yang tanggal bisa diganti, tulang yang keropos tidak menyisakan cukup tempat untuk menanam gigi palsu pada posisi yang paling dikehendaki secara estetis,” ungkap Dr Laura Torrado, seorang cosmetic dentist asal New York City.
Memang tidak seperti Botox atau Restylane, efek dari membersihkan sela-sela gigi dalam menunda proses penuaan tidak akan diraih secara instan. Manfaatnya baru hanya bisa dirasakan dalam jangka panjang
Source : http://ervakurniawan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar