dahulu kala sampai seterusnya sukses tetap menjadi sebuah impian, bahkan
kebutuhan mutlak setiap manusia. Sayangnya tidak semua orang memiliki
pemahaman yang memadai tentang apa itu sukses. Tak mengherankan jika
banyak yang kemudian merasa stres atau frustrasi. Mereka menganggap sukses
seakan-akan suatu hal yang terlalu muluk, bahkan untuk sekadar
dibayangkan.
Dalam tulisan saya sebelumnya (yang berjudul Mendefinisikan Ulang
Kesuksesan) saya telah menegaskan bahwa sukses adalah sebuah perjalanan,
bukan tujuan akhir. Success is a journey, not destination! Dalam kerangka
berpikir seperti inilah kita memahami bahwa mencapai tujuan akhir bukanlah
segalanya. Dengan demikian kita harus lebih berfokus pada proses
perjalanan sukses.
Saya amat berhutang budi kepada Dr. John C. Maxwell yang melalui
pengajaran maupun buku-bukunya telah menyadarkan saya mengenai hal ini.
Setelah lebih dari 25 tahun mempelajari dan bergaul dengan orang-orang
sukses, Maxwell sampai kepada satu kesimpulan mengenai apa itu sukses.
Dalam bukunya The Success Journey, Maxwell memberikan definisi sukses yang
terdiri dari 3 hal yaitu mengetahui tujuan hidup Anda (knowing your purpose
in life), bertumbuh menggapai potensi maksimal Anda (growing to reach your
maximum potential), dan menaburkan benih yang membawa keuntungan bagi orang
lain (sowing seeds that benefit others).
Maxwell menambahkan ada 2 hari besar dalam kehidupan setiap orang.
Pertama hari ketika kita dilahirkan dan kedua, hari ketika kita menemukan
alasan mengapa Tuhan menghadirkan ke dunia ini. Sahabat saya, Aribowo
Prijosaksono bahkan secara tegas mengatakan setiap manusia adalah
co-creator (pencipta) realitas kehidupan. Tuhan memberikan kepada setiap
manusia anugerah terbesar berupa wewenang untuk menggunakan kuasa-Nya
dalam kehidupan ini.
Berangkat dari keyakinan seperti di atas, saya sangat yakin kalau setiap
manusia dikirim ke dunia ini dengan maksud tertentu. Psikolog Viktor
Frankl pernah berkata, "Setiap orang memiliki pekerjaan atau misi spesifik
dalam hidupnya." Dalam bahasa sederhana orang sering menyebutnya sebagai
jalur atau jalan hidup.
Terus terang tidak mudah bagi seseorang untuk bisa menemukan misi spesifik
ini. Sahabat saya, seorang dokter spesialis ginjal yang sangat idealis,
dr. Rully Roesli suatu ketika pernah mengingatkan saya betapa penting untuk
menggali tujuan hidup ini. "Kamu harus bisa menemukannya Paulus kalau
benar-benar ingin sukses," katanya.
Syukur puji Tuhan, saya termasuk orang yang sangat beruntung karena bisa
mengetahuinya sebelum usia 30 tahun. Setelah melalui serangkaian dinamika
kehidupan--termasuk beberapa peristiwa tragis yang nyaris membuat saya
bunuh diri--saya akhirnya tahu kalau saya harus berkarya dalam bidang
motivasi dan pengembangan potensi diri. Itulah yang membuat saya begitu
bergairah ketika menulis atau berbicara di depan publik mengenai hal-hal
yang bisa memberikan nilai tambah bagi kehidupan orang lain. Meski hingga
saat ini saya masih berwirausaha dalam bidang selular, toh saya merasa itu
bukan hidup saya sehingga saya kurang bisa menikmatinya.
Hal berikutnya yang juga penting adalah kita harus senantiasa bertumbuh
untuk menggapai potensi maksimal kita. Saya sangat yakin setiap manusia
pasti diberikan karunia, bakat atau kelebihan-kelebihan tertentu.
Kadang-kadang potensi seperti ini tidak kita kembangkan. Padahal salah
satu ungkapan syukur kepada Sang Pencipta bisa kita ekspresikan dengan
mendayagunakan potensi kita secara maksimal.
Seorang teman pernah geleng-geleng kepala melihat kebiasaan membaca saya.
Hampir tidak ada hari yang saya lewatkan tanpa membaca. Bahkan di
waktu-waktu sempit, seperti menunggu kedatangan seseorang, selalu saya
gunakan untuk membaca. Setiap hari saya usahakan untuk selalu mendengarkan
berbagai kaset-kaset motivasi, menonton acara TV yang bermutu dan membuat
kliping berbagai artikel yang menarik. Saya sepenuhnya sadar bahwa saya
tidak akan pernah bisa memberikan sesuatu kepada orang lain (entah itu uang
atau ilmu) kalau saya sendiri tidak memilikinya. Itulah yang membuat saya
berkomitmen untuk bertumbuh dan memperbaiki diri setiap hari. Penulis Novel,
H.G. Wells berkata bahwa ukuran sukses adalah rasio antara seperti apa kita
sekarang ini dan seperti apa kita seharusnya.
Hal terakhir yang tak kalah pentingnya jika kita berbicara tentang sukses
adalah menaburkan benih yang membawa keuntungan bagi orang lain. Saya rasa
semua agama mengajarkan agar kita mencintai sesama sebagai wujud cinta
kepada Tuhan. Bukankah kita dikenang orang dari apa yang kita berikan ?
Bukan dari apa yang kita ambil ! Sukses yang hanya dinikmati seorang diri
bukanlah sukses sejati melainkan sebuah bentuk egoisme. Selamat menempuh
Source : http://pds-artikel.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar