Club Cooee

Jumat, 04 November 2011

Asal Usul Sukses

Vincent M. Roazzi (2003) mengatakan Sukses Spiritual, mengatakan “Sukses ada dalam diri Anda sendiri. Sukses tidak ada di luar diri Anda. Sukses bukanlah dalam perbuatan, melainkan dalam keberadaan. Sukses yang otentik itu hanyalah cerminan orang yang bersangkutan, sukses itu pun harus utuh, secara fisik, mental, maupun spiritual. Kalau tidak, sukses itu takkan membanggakan, takkan otentik, dan takkan langgeng.”

Maksudnya, bahwa sukses dalam kehidupan ini adalah diawali dari sukses dalam diri kita, karena dalam diri manusia terdapat potensi yang dahsyat apabila mampu dikelola untuk mewujudkan impian-impian hidupnya. Sukses dalam diri adalah keberhasilan menata potensi diri yang berupa hati, pikiran, dan indera kita. Hati kita sebagai pusat kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) kita, sedangkan pikiran sebagai pusat kecerdasan intelektual manusia (IQ). Hati kita mempunyai dua kecenderungan, yaitu kecenderungan positif dan kecenderungan negatif, demikian juga pikiran kita dan indera kita. Pikiran dan indera manusia akan sangat tergantung pada hati itu sendiri. Keberhasilan mengelola dua kecenderungan ini akan membuahkan sukses dalam kehidupan.

Jadi, carilah kesuksesan dunia dan akhirat dimulai dan sukses-nya mengelola hati, pikiran, dan indera kita yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW memberitahukan kepada kita bahwa di dalam diri manusia terdapat segumpal daging apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah manusia itu, sebaliknya apabila segumpal daging itu buruk, maka akan buruklah manusia itu. Apakah segumpal daging tersebut? Segumpal daging tersebut adalah hati. Jadi, tidak salah lagi bahwa sumber kebaikan, keberhasilan, dan kesuksesan adalah hati. Oleh karena itu, tepatlah apabila kemudian ada lagu nasyid yang bertema hati dan sangat disukai oleh A.A. Gym (KH. Abdullah Gymnatsiar) yang sering digunakan dalam ceramah-ceramahnya, yang berbunyi

Jagalah hati, jangan kau nodai,
Jagalah hati, lentera hidup ini,
Jagalah hati, jangan kau kotori,
Jagalah hati, cahaya Ilahi.

Bila hati kian suci, pikiran pun jadi jernih,
Semangat hidup nan gigih, prestasi mudah diraih,
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh,
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian jauh.

Syair lagu tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya peranan hati dalam kehidupan dan dalam meraih prestasi dan kesuksesan. Diwasiatkan kepada kita agar jangan mengotori dan menodai hati dan kotoran-kotoran dan noda-noda hati, seperti rasa dengki, irihati, serakah, kesombongan, mengumpat, karena hati adalah lentera hidup yaitu penerang hidup, dan lebih penting lagi hati adalah refleksi cahaya Ilahi yaitu cahaya atau penerangan hidup dan Allah SWT.

Kemudian, hati yang bersih akan mendorong pikiran menjadi jernih dalam berpikir sehingga akan menghasilkan buah pikir yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, kemakmuran di bumi dan keberkahan dari Allah SW’T. Kalau kita sampai tidak mampu membersihkan hati kita sehingga tetap kotor maka hidup menjadi tidak tenang, pikiran jadi melayang-layang, dan menghasilkan buah pikir yang gersang bagi kehidupan bahkan dapat menghancurkan kehidupan itu sendiri dan akhirnya akan semakin menjauhkan kita dan Sang Pencipta kita.

Jadi, apabila kita ingin mengetahui sumber kesuksesan hidup tidak lain ada dalam diri kita sendiri yaitu pada hati dan pikiran kita. Karena hati dan pikiran sebagai sumber sukses maka sukses harus diusahakan melalui pentas profesi dunia, apakah kita sebagai karyawan/pegawai, wirausahawan, investor, juru dakwah, guru, dosen, dokter, konsultan, pedagang, orang tua, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, tetangga, dan lain-lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget