Club Cooee

Rabu, 02 November 2011

Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)


Waspada Penyakit Tidak Menular

penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. Sebagaimana dikemukakan oleh American College of Chest Physicians / American Society, PPOM didefinisikan sebagai

sekelompok penyakit paru-paru dengan asal yang tidak jelas, yang ditandai dengan perlambatan aliran udara yang bersifat menetap. Penyebab paling sering memang bronkitis kronis dan emfisema paru-paru.

PPOM lebih sering menyerang laki-laki dan kerapkali berakibat fatal. PPOM juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada faktor yang diturunkan. Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang tidak berbahaya, bisa meningkatkan risiko terjadinya PPOM.Tetapi kebiasaan merokok pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan seseorang, dimana sekitar 10 -15% perokok menderita PPOM.

Angka kematian karena emfisema dan bronkitis kronis pada perokok sigaret lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian karena PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok sigaret akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat daripada bukan perokok. Semakin banyak sigaret yang dihisap, semakin besar
kemungkinan terjadinya penurunan fungsi.

Emfisema dan Bronkitis Kronis
Sebagaimana dikemukakan di atas, ada dua penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu emfisema dan bronkitis kronis.

Emfisema adalah suatu pelebaran kantung udara kecil (al-veoli) di paru-paru, yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Dalam keadaan normal, sekumpulan alveoli yang berhubungan ke saluran napas kecil (bronkioli), membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernafasan tetap terbuka. Pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan sehingga bronkioli kehilangan struktur penyangganya. Dengan demikian, pada saat udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut. Struktur saluran udara menyempit dan sifatnya menetap.

Bronkitis kronis adalah batuk menahun yang menetap, yang disertai dengan pembentukan dahak dan bukan merupakan akibat dari penyebab yang secara medis diketahui (misalnya kanker paru-paru). Pada saluran udara kecil terjadi
pembentukan jaringan parut, pembengkakan lapisan, penyumbatan parsial oleh lendir dan kejang pada otot polosnya. penyempitan ini bersifat sementara.

Adanya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan pada alveoli. Jika suatu peradangan berlangsung lama, bisa terjadi kerusakan yang menetap. Pada alveoli yang meradang, akan terkumpul sel-sel darah putih yang akan menghasilkan enzim-enzim (terutama neutrofil elastase), yang akan merusak jaringan penghubung di dalam dinding alveoli.

Merokok akan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada pertahanan paru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel seperti rambut (silia) yang secara normal membawa lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahan beracun.

Tubuh menghasilkan protein alfa-l-antitripsin, yang memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase.
Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-l-antitripsin sehingga emfisema terjadi pada awal usia pertengahan (terutama pada perokok).


Gambar kiri menunjukkan bronkus (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru) normal.

Gambar kanan, saluran udara mengalami penyempitan, terjadi pembentukan jaringan parrot, pembengkakan lapisan, serta penyumbatan parsial oleh lendir.

Gejala
Gejala-gejala awal dari PPOM, yang bisa muncul setelah 5-10 tahun merokok, adalah batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering disalahartikan sebagai batuk normal yang dialami oleh perokok, walaupun sebetulnya tidak normal. Sering terjadi nyeri kepala dan pilek.
Selama pilek, dahak menjadi kuning atau hijau karena adanya nanah. Semakin lama gejala tersebut akan semakin sering dirasakan, bahkan disertai mengi/bengek.

Pada umur sekitar 60 tahun, sering timbul sesak napas waktu bekerja dan bertambah parah secara perlahan. Akhirnya sesak napas akan dirasakan pada saat melakukan kegiatan rutin sehari-hari, seperti di kamar mandi, mencuci baju, berpakaian dan menyiapkan makanan.

Sepertiga penderita mengalami penurunan berat badan, karena setelah selesai makan mereka sering mengalami sesak yang berat sehingga penderita menjadi malas makan.

Pembengkakan pada kaki sering terjadi karena adanya gagal jantung.
Pada stadium akhir dari penyakit, sesak napas yang berat timbul bahkan pada saat istirahat, yang merupakan petunjuk adanya kegagalan pernapasan akut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

footer widget