Hati saya seketika mengecil, menciut serta merasakan desiran aneh. Desiran yang mengindikasikan kondisi hati, dari yang awalnya lapang, menjadi sesak menampung segala. Huft. Wow, rasanya… Amazing. Amazing sakitnya. Baru kali ini saya rasakan. Mungkin karena ini adalah obsesi atau keinginan terbesar saya saat ini.
Selama ini saya sudah mencoba berbagai kesempatan yang ada dan berusaha semampu saya. Juga memohon kepada Allah SWT agar menghantarkan saya kepada keinginan tersebut dalam setiap doa yang saya panjatkan. Namun keinginan itu, masih belum terwujud. Saya pun berusaha untuk tidak kecewa.
Dalam kondisi tersebut, saya mendengar kabar bahwa teman saya telah memperoleh sesuatu yang sebenarnya sangat saya inginkan itu. Kabarnya lagi, teman saya tersebut sebenarnya tidak terlalu menginginkannya.
Saya yakin bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah dalam pengaturan-Nya. Memang, saya juga sudah berusaha untuk tidak kecewa. Namun ketika pertama kali mendengar kabar ini, saya tidak bisa untuk tidak berkata, “Ya Allah, dia yang tidak begitu menginginkan bisa mendapatkan hal tersebut dengan cepatnya….” yang bisa jadi mengindikasikan bahwa saya kecewa. Astaghfirullahaladziim.
Setelah itu pilihan saya hanya ada dua. Selamanya kecewa, menyesal, iri dengki, dan merasa Dia tidak adil, atau berpasrah, ikut berbahagia, serta tetap mendoakan yang terbaik bagi teman saya.
Saya memilih pilihan kedua. Hasilnya, lebih dari amazing yang kurasa. Amazing leganya. Perasaan menerima semua keputusanNya itu indah. Memilih untuk selalu percaya padaNya bahwa Dia pasti akan selalu memberi yang terbaik, karena Dia jauh lebih mengetahui merupakan pilihan yang melapangkan hati. Jadi tidak ada kekhawatiran atas apapun. Dan perasaan ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain, it is more than amazing, karena saya tidak hanya merasa bahagia, namun saya juga merasakan ketenangan, kenyamanan, dan hati saya tidak sesak oleh ratapan-ratapan kesedihan. Wow, bahagia sekali.
Jika kita bisa merasakan bahagia jika dan hanya jika kita yang bahagia, alangkah sedikitnya kesempatan bahagia yang ada. Namun jika kita bisa berbahagia tidak hanya karena kebahagiaan kita sendiri, tetapi kebahagiaan orang lain juga, maka betapa banyaknya kesempatan kebahagiaan itu. Karena berasal dari banyak sumber kebahagiaan, bukan hanya satu sumber saja, bukan kebahagiaan pribadi kita saja.
Salam.
Source :http://www.dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar