Tanaman itu memang dikabarkan berkhasiat ampuh memulihkan sistem kerja tubuh, menurunkan kolesterol dan gula darah, menstabilkan kerja hormon tubuh, sehingga bisa membuat seseorang panjang umur karena kesehatan dan kebugarannya teriaga.
Antanan merupakan tanaman herba menahun, tumbuh liar pada tanah lembab, seperti pematang, tepian parit, atau tebing tanah. Berbatang merayap, banyak menghasilkan cabang, dan membentuk rumpun.
Dulu tanaman ini ditemukan dalam rujak-cuka bersama keratan sayur dan umbi-umbian lain. Sekarang, walau dalam jumlah terbatas, masih bisa dijumpai untuk lalap di rumah makan ala Sunda. Para petani pun sering menyantapnya sebagai teman makan siang di sawah karena antanan termasuk jenis lalap yang digemari dan berkhasiat untuk menjaga kesehatan. Penyantapnya jadi jarang terserang penyakit musiman, seperti flu, demam, bahkan batuk-batuk.
Dalam Buku Tanaman berkhasiat obat Indonesia susunan Hembing Wijayakusuma (1992), antanan, pegagan, ji xue cao mengandung senyawa-senyawa berkhasiat obat, seperti asiatikosida (triterpenoids), karotenoids, asammadasiatika, mesoinositol, serta sederet garam-garam mineral bermanfaat. Tidak heran kalau tanaman ini digunakan di banyak kawasan Asia dan Afrika untuk menangkal penyakit lepra, campak, hepatitis, demam, bronhitis, radang amandel, keracunan logam berat, muntah darah, wasir, cacingan, juga penambah nafsu makan.
Dalam pengobatan tradisional China, antanan menempati tempat teratas, di samping jamur lingzhi ataupun ginseng, karena kemampuannya mengobati banyak penyakit. Bahkan, seorang herbalis (ahli tanarnan berkhasiat) China,Li-ChingYun,bisa berumur sampai 256 tahun dan tetap bugar karna tiap hari memakan daun dan batang antanan mentah. Masyarakat China percaya, kandungan Sejumlah 18 jenis tanaman obat di Indonesia berpotensi menurunkan kesuburan pria. Dengan demikian, tanaman obat tersebut bisa menjadi aiternatif alat kontrasepsi pria. Tanaman obat tersebut, di antaranya bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa-sinensis L), pare (Momordica charantia), biji papaya (Carica papaya), kunyit (Curcutna domestica), dan biji oyong (Luffa acutangula Roxb.), daun manggis (Garcinia mengostana), tapak dara (Catharantus roseus), biji kapas (Gossypiurn hirtusum), cantel (Andropogon sorghum), sitawar (Costus speciosus), dan gandarusa (Justicia gandarussa). Tanaman tersebut dapat menghambat pertumbuhan spermatozoa (spermatogenesis), menggagalkan pematangan sperma, menghambat transportasi sperma melalui degenerasi saluran sperma, dan menghalangi penyimpanan spermatozoa. senyawa kimia bermanfaat dalam daun antanan, setara dengan jamur lingzhi dan umbi ginseng.
Dalam Buku Obat asli Indonesia susunan Dr Seno Sastroamijoyo (1962), diuraikan bahwa antanan memiliki khasiat paling tinggi di antara tanaman berkhasiat obat. Berfungsi memperkuat lambung dan menambah nafsu makan, obat luka, obat batuk dan flu, obat sakit perut dan cacingan, membersihkan darah, bahkan obat kencing-darah dan koreng akibat sifilis.
Pengalaman beberapa rekan di InstitutTeknologi Bandung (ITB) yang sejak 5-6 tahun selalu memakan daun antanan minimal 5-10 helai saat makan siang atau malam, mengurangi gangguan beberapa penyakit yang diidap, seperti kencing manis, tekanan darah tinggi, batuk-batuk, bahkan “pelupa”, walau usia sudah berkepala 6.
Namun, karena susah mencari di pasar, sebaiknya antanan ditanam sendiri. Caranya, dengan mencari di pematang, dicabut hingga akarnya, lalu ditanam di bedengan tanah di pekarangan atau pot bertanah gembur. Tambahkan pupuk kandang dan setiap saat harus disiram.
Source : http://artikelterbaru.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar