Cabai berasal dari Amerika Selatan lalu menyebar ke berbagai negara tropis dan subtropis. Rasa pedas dari cabai, menurut ilmuwan Michael Caterina dari Universitas San Fransisco berasal dari kapsaisin. Zat ini menurut Dr. David E. Clapham dari Universitas Harvard, AS, terutama terkonsentrasi pada uratr putih tempat melekatnya biji.
Kalau berniat membuat masakan dengan menggunakan cabai tapi tidak ingin terlalu pedas, buang saja urat putihnya. Maka ras pedas pun bisa diminimalisir tapi warna masakan tetap merah.
Untuk menghilangkan rasa pedas gara-gara kebanyakan makan cabai, cobalah dengan susu atau produknya seperti keju, es krim yang berbahan dasar susu, atau margarin. Karena sama-sama mengandung lemak, rasa pedas cabai akan lenyap bila "diobati" dengan susu dan produknya tau sesuatu yang berminyak. Kalau tangan berasa pedas karena mengiris cabai coba atasi dengan mengoles minyak atau body lotion.
Cabai juga bersifat analgesik (menghilangkan rasa sakit). Menurut pengalaman, penderita migren atau sakit kepala yang memakan makanan dengan campuran cabai, rasa sakitnya akan berkurang. Mungkin ada benarnya karena kapsaisin pada cabai mampu menghalangi aktivitas otak ketika menerima sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf.
Pilek dan hidung tersumbat pun bisa terbantu oleh cabai karena kemampuannya mengencerkan lendir dan karena kandungan vitamin C yang tinggi pada cabai. Kapsaisin juga mempunyai sifat mengencerkan darah, sehingga bisa mencegah stroke dan jantung koroner.
Melihat peran cabai tersebut, rasanya kita tak perlu memusuhinya, tentu saja asal dikonsumsi dalam jumlah tidak berlebihan yang bisa bikin sakit perut.
Source : http://intisari-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar