Pada suatu tempat di pedesaan ada seorang anak yang memiliki tabiat buruk, yaitu sering sekali menyakiti temannya, baik itu dengan tindakan ataupun dengan kata-katanya yang kasar.
Ayah si anak tidak menyukai perbuatannya itu, sehingga dia memanggil anaknya dan diajak untuk belajar mengendalikan diri.
Si ayah berkata pada anaknya, “Nak, kamu harus bisa mengendalikan diri untuk tidak berbuat kasar kepada teman-temanmu. Bila tidak belajar untuk itu dalam waktu tidak berapa lama, kamu akan dijauhi oleh semua teman-temanmu. Cara untuk memperbaiki diri tidak terlalu sulit, bila setiap kali kamu tidak bisa mengendalikan diri, ambil satu paku dan tancapkan di pagar rumah.”
Si anak berusaha untuk memperbaiki diri, tapi kebiasaan buruknya sulit untuk dihilangkan. Awalnya dia menancapkan banyak sekali paku di pagar, sampai setiap hari makin berkurang dan akhirnya dia bisa mengendalikan diri dan tidak memaku di pagar lagi. Dengan senang dia menceritakan keberhasilannya kepada si ayah.
Si ayah berkata lagi pada si anak, “Bagus nak, sekarang setiap kamu bisa menahan kemarahan, cabut satu paku dalam pagar itu sampai semua paku tercabut semua.”
Lalu si anak melakukan permintaan si ayah, setiap kali dia bisa menahan kemarahan dia cabut satu paku di pagar, sampai akhirnya semua paku bisa dicabut semua dari pagar.
Dengan sangat senang karena merasa menjadi manusia baru si anak menemui ayahnya lagi. Dia menceritakan semuanya bagaimana dia bisa mengendalikan diri dan semua paku bisa tercabut semua. Di ajak si ayah untuk melihat buktinya ke depan pagar.
Si ayah lalu merangkul si anak, dengan perlahan dan lembut dia berkata, “Nak, coba kamu raba pagar ini. Terlalu banyak lubang yang sudah kamu buat dipagar ini, meskipun sudah kamu cabut, tapi pagar tidak bisa kembali seperti semula. Demikian juga dengan perbuatanmu ketika menyakiti hati teman-temanmu. Beribu-ribu ucapan maaf yang kamu ucapkan, tidak akan mengembalikan luka yang sudah kamu perbuat.”
Terkadang kita tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak menyakiti orang-orang yang di cintai, meskipun permintaan maaf sudah kita ucapkan, tapi luka itu masih berbekas di hati mereka dan tidak akan bisa hilang. Untuk itulah kenapa kita harus menahan diri dari kemarahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar