Jumat, 04 Mei 2012
Alat Pendeteksi Alzheimer Ditemukan
You are here: Home » Alzheimer » Alat Pendeteksi Alzheimer Ditemukan
Thursday, May 28, 2009
Peneliti Amerika Serikat telah mengembangkan temuan yang secara akurat yang dapat memprediksi gejala alzheimer pada orang berusia 65 dalam waktu enam tahun.
Daftar dari faktor risiko seperti kelambatan berpikir atau bergerak diduga terjadi hampir setengah dari penderita demensia yang berkembang pada sekelompok orang usia tua selama enam tahun, lapor para peneliti dalam jurnal Neurology.
Diperkirakan 26 juta orang di dunia menderita Alzheimer dan yang paling banyak dari demensia. Penyakit ini ditandai dengan gejala menurunkan memori dan mengalami kelinglungan yang akan menjadi lebih parah seperti hilangnya ingatan dan tidak memiliki kemampuan untuk menjaga diri sendiri.
Peneliti dari University of California, San Francisco, Deborah Barnes mengatakan dirinya memiliki alat yang dapat memprediksi meningkatnya resiko alzheimer untuk membantu para dokter mengawasi pasien dan membantu perusahaan mengembangkan obat sebagai penanganan sejak dini gejala gangguan pikiran yang belum ada pengobatan dan perawatan yang efektif.
"Alat deteksi ini bisa menjadi sangat penting untuk penelitian dan untuk orang-orang beresiko menderita demensia dan keluarga mereka," ungkap Barnes.
Alat ini terdiri dari 15-point skala dengan beberapa faktor risiko untuk Alzheimer untuk lanjut usia, skor rendah pada tes kemampuan berpikir, dan memiliki ApoE4 gene, yang menimbulkan risiko genetik meningkatkan alzheimer.
Pada alat ini juga terdapat petunjuk faktor resiko yang jarang ditemui seperti kekurangan berat badan, memiliki sejarah operasi bypass jantung, tidak minum alkohol atau menjadi lambat untuk melakukan tugas-tugas fisik seperti mengancingi baju.
Orang dengan skor 8 atau lebih tinggi dianggap berisiko tinggi demensia dalam waktu enam tahun.
Untuk mengembangkan indeks, tim peneliti melibatkan 3.375 orang, dengan rata-rata usia 76 dan tidak menderita demensia. Setelah enam tahun, 480 orang ternyata mengalami demensia.
Para peneliti kemudian melakukan pengamatan untuk melihat faktor apa yang sangat berpotensi meningkatkan resiko demensia.
Ketika mereka mengevaluasi grup yang sama dengan menggunakan daftar, mereka menemukan 56 persen dari mereka yang memiliki nilai tinggi menderita demensia dalam waktu enam tahun. 23 persen dengan nilai tengah-tengah dan hanya empat persen dengan skor rendah. Secara keseluruhan, 88 persen hasilnya benar dari para peserta.
Barnes mengatakan, risiko indeks perlu dikonfirmasikan dengan penelitian lainnya. Barnes dan timnya akan meneliti versi yang lebih sederhana dan akurat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar